Bakal Tambah Prodi Baru dan Buka Program Pasca Sarjana

1 Komentar Share:
Kampus Instittul Ilmu Keislam Zainul Hasan Genggong Kraksaan Probolinggo
Kampus Instittul Ilmu Keislam Zainul Hasan Genggong Kraksaan Probolinggo

INSTITUT Ilmu Keislaman Zainul Hasan (INZAH) Genggong, Kraksaan, saat ini memiliki tiga Fakultas dengan 10 program (prodi). Di antaranya Fakultas Tarbiyah dengan 6 prodi yakni, Pendidikan Agama Islam (PAI); Pendidikan Bahasa Arab (PBA); Pendidikan Guru Rauldatul Athfal (PGRA); Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI); Manejemen Pendidikan Islam dan Ahklak Tasawuf (AT). Di Fakultas Syariah ada 2 Prodi yaitu Perbandingan Madzhab (PM) dan Prodi Ahwal Syahsiah (AS) atau hukum keluarga. Sementara Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam memiliki dua prodi. Yakni prodi Ekonomi Syari’ah (ES) dan Perbankan Syari’ah (ES).

Sebagai pengembangan prodi dan perluasan akses keilmuan kepada masyarakat, selanjutnya INZAH akan memajukan beberapa prodi umum. Seperti prodi pendidikan bahasa Inggris, matematika, IPA dan prodi pendidikan IPS. Serta, program pascasarjana (S-2) yang terkonsentrasi pada prodi manejemen pendidikan dan pendidikan agama islam. ”Selain itu, arah pengembangan kedepan, orientasinya pada penampilan fisik, personlia, peningkatan pelayanan dan prestasi. Sehingga INZAH jadi kampus yang memiliki identitas Khoiru Ummah dan mahasiswa dididik jadi pelopor Khoiru Ummah” ujar DR Abd Aziz Wahab, M.Ag, Rektor INZAH, kemarin.

Menurutnya terkait dengan Khoiru Ummah, mahasiswa dididik menjadi pelopor kajian islam Ahluss sunnah Wal Jamaah dengan mengamalkan aqidah, NU dan para ulama ulama pesantren.” Khoirru Ummah adalah manusia terbaik dalam kehidupan bermayarakat. Artinya, setelah menyandang gelar sarjana, alumni bisa menjadi seorang intelektual, keilmuan, praktisi dan profesional yang sholeh. Indikatornya, dengan menyandang gelar sarjana apapun, mahasiswa bisa menghambakan diri secara maksimal kepada Allah SWT, diri sendiri, taat kepada agama dan memiliki tanggung jawab terhadap sesama.” Ungkapnya.

Pria yang juga kepala biro pendidikan Pesantren Zainul Hasan Genggong itu mengatakan, untuk membentuk pelopor Khoiru Ummah, mahasiswa digembleng melalui forum kajian selama menempuh bangku kuliyah. Forum itu diantaranya kajian Ahlussunnah Wal Jamaah yang dilaksanakan oleh Aswaja Certer NU kampus secara berkala. Di mana dalam kajian Ahlussunnah Wal Jamaah itu, mahasiswa terbaik akan ditugaskan mengabdi di masyarakat. ”Di disni juga ada forum kajian bahasa melalui pusat studi bahasa Arab dan bahasa Inggris yang dilaksanakan dengan syitem SKS dan non-SKS selama 1 tahun atau 2 semester. Yang berprestasi akan ditugaskan mengabdi dipesantren untuk mengajar bahasa Arab dan bahasa Inggris selama satu bulan. Tahun lalu ada ada 20 pesantren. Tahun ini ada peningkatan,   yakni ada 40 pesantren.” Lanjut terangnya.

Pada akhir semester empat selama satu bulan, mahasiswa juga di gembleng dipusat studi kajian kitab kuning dan Al qur’an dengan metode Amsilati (baca cepat red). Juga metode baca kitab Ibtidai (pemula) dengan bahasa Indonesia dan bahasa Jawa.” Ada juga pusat studi asmaul husna, bimbingan Al qur’an dengan metoda Quraniyah. Serta pembinaan kewirausahaan dengan membentuk beberapa kelompok Pos. Daya berbasis masjid yang bekerja sama dengan masyarakat yang di laksanakan pada semester tujuh. Materinya kewirausahaan dan penanaman aqidah Ahlussunnah Wal Jamaah dan cinta negara. Untuk kewirausahaan bersama masyarakat, mahasiswa telah berhasil membuat produk krupuk ikan, pertanian, aneka kerajinan tangan dan lain-lain,”.//

3.7/5 - (4 votes)
Previous Article

Belajar agama melalui internet atau buku?

Next Article

Sarjana dan Komunitas Pesantren Harus Jadi Garda Terdepan

Artikel Lainnya

1 Komentar

Tinggalkan Balasan