KRAKSAAN – Isntitut Ilmu Keislaman Zainul Hasan (INZAH) Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) dan Program Profesi D1 I-TECH Zainul Hasan Genggong Kraksaan, Kabupten Probolinggo, kembali melaksanakan wisuda kemarin (21/01/2015). Tahun ini sebanyak 389 mahasiswa dari tiga lembaga tersebut yang diwisuda di Gedung Islamic Center (GIC) Kota Kraksaan. Fakultas tarbiyah INZAH mewisuda 301 mahasiswa dari Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI), dan 17 Pendidikan Prodi Pendidikan Bahasa Arab (PBA). Selain itu ada 18 mahasiswa dari fakultas Syariah Prodi Perbandingan Madzhab (PM).
STIH tahun ini mewisuda sebanyak 33 mahasiswa Prodi Ilmu Hukum dan Program Profesi D1 I-TECH mewisuda 20 mahasiswanya. Wisuda yang disaksikan jajaran pengasuh Pesantren Zainul Hasan Genggong, Pajarakan itu berlangsung khidmat dalam suasana akrab penuh kekeluargaan.
Dalam sambutanya, KH. Moh Hasan Mutawakkil Allah S.H.,M.M., Ketua Yayasan Pesantren Zainul Hasan Genggong berharap, para wisudawan lebih dekat kepada Allah SWT, bertanggung jawab, jujur, dan disiplin terhadap keilmuanya. “ Ilmu itu akan bermanfaat dan akan di rasakan manfaatnya hanya dengan memiliki jiwa juang yang disertai keyakinan bahwa Allah SWT tidak akan pernah menelantarkan pejuang. Tanda tanda pejuang ia mampu memberikan manfaat bagi orang lain,” ujar kiai yang juga ketua Tanfidiyah PW NU jawa timur itu.
Selain itu, menghadapi perkembanagan zaman, Kiai Mutawakkil berpesan kepada wisudawan untuk piawai memanfaatkan keilmuannya dalam memproteksi dan mewaspadai berbagai ancaman, baik eksternal maupun internal. Sebab Indonesia merupakan bangsa yang besar, bangsa yang jadi perhatian dunia dan cukup disegani dunia. “Kita jangan sampai lengah,” ujar pengasuh Pesantren Zainul Hasan Genggong, tersebut.
Kiai Mutawakkil menjelaskan salah satu ancaman luar yang saat ini jadi fenomena adalah ancaman radikalisasi agama yang muncul karena adanya pemahaman agama yang sempit dan sepihak. Serta adanya penafsiran Al-qur’an dan Hadist sesuai kepentingan. Baik itu kepentingan politik,ekonomi dunia, kepentingan ideologi dan keyakinan dengan dalih pemurnian ajaran islam. “ kemasannya macam- macam bisa konstitusi, ekonomi dan sosial budaya. Perubahan politik luar negri juga akan mempengaruhi kita disinilah peran para sarjana santri dan komunitas pesantren memegang peran penting. Yakni dengan menjadi garda terdepan,” ujarnya. (*)