Dalam setiap kehidupan, diperlukan kompetensi yang baik dan sehat demi terwujudnya insan sempurna. Ust. Yusuf Mansur membeberkan cara sederhana untuk mewujudkannya saat memberikan sambutan di Malam Puncak Haflatul Imtihan ke-91 PZH Genggong, Selasa (07/03).
Sosok yang bernama lengkap H. Jam’an Nurchotib Mansur, S.H.I., M.E., itu menjelaskan, cara ini memang terlihat sederhana. Namun, diperlukan kesungguhan dan ketetapan hati dalam menjalaninya. “Caranya sederhana, cukup bertakwa kepada Allah, Sang Pemilik Segalanya,” ungkapnya menggelegar.
Diapun menceritakan pertemuan antara Nabi Yusuf bin Nabi Ya’kub dengan saudaranya. Saudaranya yang mengira Nabi Yusuf sudah mati bertahun-tahun saat tragedi pembuangan Yusuf kecil ke sumur kaget melihat Yusuf masih hidup tumbuh besar dan menjadi raja sebuah negeri seberang. Seakan kurang puas melihat kenyataan, mereka lantas bertanya kepada Nabi Yusuf As.
“Aku Yusuf dan ini saudaraku,” jawabnya termaktub dalam Al-qur’an ayat 90.
Oleh karenanya, lanjut Ust. Yusuf, ia berharap seraya mendoakan santri agar selalu bersabar menjalankan aktivitas pondok.
“Nabi Yusuf ditaruh di sumur jadi (waliyullah), apalagi santri di pesantren,” ujarnya. (kak)