GENGGONG – Lingkar Mahasiswa Genggong Raya (Limagoya) Jogjakarta, terbentuk sejak 2001. Namun, mulai Minggu (29/11/2020), resmi berubah nama menjadi Ikatan Santri dan Alumni Zainul Hasan (Tanaszaha) Komisariat Istimewa Jogyakarta.
Ketua Tanaszaha Komisariat Istimewa Jogjakarta Muhammad Ilyas mengatakan, peralihan nama ini karena ada dorongan dari keluarga Pesantren Zainul Hasan Genggong. Termasuk, mengamini inisiatif Pengasuh Pesantren, K.H. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah, untuk mengubah tatanan organisasi yang berasaskan Pesantren Zainul Hasan Genggong, itu menjadi Tanaszaha.
Menurutnya, sesuai dawuh Pengasuh Pesantren Zainul Hasan, Nun Hassan Ahsan Malik, Tanaszaha bukanlah nama sembarangan. Tanaszaha itu dibentuk oleh Almarhum K.H. Hasan Saifouridzall. Tanaszaha berasal dari kata tanazzah yang berarti suci (perkumpulan orang-orang suci).
“Selain itu, peralihan nama ini terbentuk juga dari dorongan sohibul bait dan guru-guru di Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong. Kiai Mutawakkil juga yang mengamanahkan untuk segera memproses perubahan nama tersebut,” Kata Ilyas.
Dengan adanya dorongan tersebut, alumni yang tergabung dalam Limagoya, juga sepakat untuk menjadi Tanaszaha. “Kami menganut Satlogi Santri. Dimana, di situ berasaskan nilai-nilai keagamaan dan yang paling utama adalah apa yang didawuhkan kiai, kami harus ngikut. Jadi, inisiatif dari kami ingin mentransformasikan nama sesuai arahan sang kholifah pesantren,” jelasnya.
Peresmian perubahan mana itu digelar di Villa Kali Urang. Turut hadir dalam acara tersebut, Nun Hassan Ahsan Malik beserta jajaran DPP Tanaszaha Genggong. Termasuk Ketua DPP Dr. Abdul Aziz Wahab, M.Ag.
“Kami berharap dengan peralihan nama ke Tanaszaha, ini adalah kami tetap takdim kepada sohibul bait di manapun berada. Dengan mengharap doa serta barokah beliau semua,” ujar Ilyas. (*)
Penulis : Siti Nur Haliza