GENGGONG– Sejumlah kesenian ditampilkan santriwati Hafshawaty Genggong, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo, dalam acara Silaturrahmi Pengasuh dan Wali Santri Yayasan Hafshawaty, Rabu (29/11/2017). Mulai dari al-banjari, perkusi, MSQ, dan hadrah.
Sejumlah kesenian islami yang disajikan santriwati itu memukau para hadirin. Tak sedikit, wali santri yang merasa bangga memondokkan anaknya di Pesantren Zainul Hasan Genggong. “Saya suka sekali melihat santri (Genggong) tidak hanya bisa mengaji, tapi juka dibekali keahlian dakwah,” ujar salah seorang wali santri, Bambang.
Sejumlah shohibul bait Pesantren Zainul Hasan Genggong hadir dalam acara ini. Di antarnya, ada K.H. Moh. Mutawakkil Alallah; Gus Hikamur Rozi; Ning Hj. Hasanatud Daraini; Ning Saghfar Firosyi Auliya; dan Ning Nelly. Serta, tak ketinggalan Kepala Biro Pendidikan Pesantren Zainul Hasan Genggong, Dr. Abdul Aziz Wahab.
Hadirin juga diajak membaca shalawat Nabi yang dipimpin oleh Ustad Hamka diiringi grup al-banjari santriwati Hafshawaty. Dalam kesempatan ini, pengasuh Pesantren Zainul Hasan Genggong memberikan penghargaan kepada para pemenang sejumlah lomba dalam rangka Maulid Nabi Muhammad SAW., 2017.
Pengasuh Pondok Puteri Hafshawaty Ning Hj. Hasanatud Daraini dalam sambutannya mengatakan, perkembangan santriwati Pondok Putri Hafshawaty, semakin tahun makin baik. Pihaknya berjanji akan memberi ruang yang lebih serius dalam pengembangan bakat tahfidzul quran. “Tahun depan akan kami sediakan wadah dan pembinaan bagi santriwati Hafshawaty yang ingin serius menghafalkan Alquran,” ujarnya.
Menurutnya, banyak prestasi yang telah diraih santri Hafhawaty mulai dari susai Rramadhan 1438 Hijriah hingga Rabiul Awal ini. Tercatat, lebih dari 40 kompetisi yang telah dimenangkan baik tingkat kabupaten, provinsi, maupun nasional.
Sementara itu, Ketua Yayasan Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Genggong K.H. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah menyatakna, pesantren tidak hanya memberikan ilmu. Tapi, juga membiasakan santri mengamalkan apa yang diajarkan di madrasah.
“Pesantren tidak hanya memberikan pendidikan, tapi juga pengajaran. Kami melakukan perubahan total sistem pengajaran ubudiyah. Kami memegang tanggung jawab jenengan (wali santri) untuk mendidik putri-putri bapak dalam masalah fardlu ‘ain,” ujarnya. (*)
Penulis : M. Robith Ilma (Duta Kominfo MA Model)
Editor: Khoirur Rozikin