Genggong Bersholawat, Bentuk Luapan Rindu dan Cinta Nabi

Tidak ada komentar Share:
GENGGONG : Segenap Kyai dan Habaib khusu’ melantunkan sholawat yang dipimpin dua munsyid kesayangan Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki. K.H. Saiful Maslul asal Pamekasan, Madura dan K.H. Nashir Manshur dari Jakarta

GENGGONG- Lapangan P5 Pesantren Zainul Hasan Genggong, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo, berubah bak lautan manusia, Senin (27/11/2017) sekitar pukul 18.00 WIB. Ribuan jamaah itu datang dengan niat yang sama; bershalawat bersama dan merayakan lahirnya Baginda Rasulullah Muhammad SAW.

Pekatnya mendung dan gerimis tak menyurutkan langkah jamaah untuk menghadiri acara Genggong Bershalawat bertajuk “Bershalawat Demi Santri yang Lebih Beradab” itu. Lantunan shalawat yang dipandu oleh Jam’iyah Madihin Al-Hasanain Pesantren Zainul Hasan Genggong, asuhan K.H. Moh. Hasan Naufal, membuat dinginnya malam itu terasa sejuk.

Tak hanya Al-Hasanain, panitia juga mengundang dua munsyid kesayangan Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki. Yakni, K.H. Saiful Maslul asal Pamekasan, Madura dan K.H. Nashir Manshur dari Jakarta. Kehadiran dua munsyid ini menyedot perhatian jamaah. Lapangan P5 yang menjadi tempat acara terlihat putih, ini karena ribuan jamaah berpakaian serba putih.

Bersholawat ; Ribuan jamaah memadati halaman P5

Beberpa saat kemudian, para ulama pengisi acara hadir di tengah-tengah ribuan jamaah. Sejumlah kiai dan habib ini diantar menggunakan kereta mini dari kediaman Nun Hassan Ahsan Malik menuju astah K.H. Moh. Hasan dan dilanjut ke lapangan P5.

Ketua Panitia Genggong Bershalawat K.H. Moh Hasan Naufal dalam sambutanya, mengimbau jamaah agar menjaga akhlak selama mengikuti Genggong Bershalawat. Menurutnya, kegiatan ini merupakan bentuk luapan kerinduan dan kecintaan umat Islam kepada Nabi Muhammad SAW. “Semoga bisa istiqomah setiap 9 Rabiul Awal,” ujarnya.

Pengasuh Pesantren Zainul Hasan Genggong K.H. Moh. Hasan saiful Islam mengakui, dua munsyid yang hadir dalam ini merupakan santri kesayangan Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki saat di Makkah. Dua ulama inilah yang biasa menjadi munsyid kalau ada tamu istimewa Sayyid Muhammad. Kiai Maslul, cukup lama nyantri di Makkah, sekitar 15 tahun. “Semoga Kiai Maslul bisa mengisi Genggong Bershalawat tiap tahun,” harap Kiai Saiful Islam dalam sambutannya.

Dalam acara agung ini, Habib Qushoy As-Segaf asal Probolinggo, didapuk untuk memberikan ceramah agama. Dalam ceramahnya, menurutnya di setiap daerah di Indonesia banyak perbedaan dalam merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW. Namun, semua itu merupakan bentuk ekspresi kebanggaan umat pada Nabi Muhammad SAW. “Bentuk cinta kita pada Nabi, mengikuti langkahnya, tentunya dengan rasa senang,” ujarnya.

Sementara itu, K.H. Lutfi Basori bin K.H. Basori Alwi dalam ceramahnya, banyak menceritakan keutamaan Nabi Muhammad SAW dan umatnya dibanding umat lain. Menurutnya, menghormati kelahiran Nabi sangat penting bagi umat Islam. “Rasulullah kelak menjadi payung dan penolong bagi umat di Padang Mahsyar, di saat orang-orang pada bingung,” ujar kiai asal Singosari, Malang ini. (mfd/arz)

3/5 - (1 vote)
Previous Article

Siapkan Pembinaan Khusus Santri Tahfidzul Quran

Next Article

Hafalan Alquran 18 Santri Diuji Publik

Artikel Lainnya

Tinggalkan Balasan