GENGGONG- Bergejolaknya nilai tukar valuta asing terhadap Rupiah tidak menyurutkan minat pelajar Indonesia untuk menuntut ilmu di negara ekonomi terbesar Kedua di dunia, China. Mereka tetap menilai Negara Panda itu tempat terbaik untuk menimba ilmu di mancanegara dengan biaya paling terjangkau.
Itu terbukti, dengan berangkatnya 3 Santri MA Model Zainul Hasan Genggong ke China, diantar langsung oleh kepala Madrasah Aliyah Model Zainul Hasan Genggong, Ahmad Muzammil, M.Pd.I dan wakil kepala Madrasah bidang Kesiswaan, Bahruddin Zaini, M.Pd.I, tak terkecuali orang tua mereka masing-masing ke bandara Juanda Surabaya. Tepat pukul 22 WIB Selasa malam.
“Sejak sembilan tahun lalu sekolah kami (MA Model Zaha) mengawal dan memberangkatkan puluhan santri Genggong sampai ke kampus dan asrama masing-masing di China. Ini agar mereka merasa nyaman,” jelas Ahmad Muzamml, M.Pd.I, kepala MA Model, dalam keterangan singkatnya, disela-sela mengatar para santri ke Bandara Juanda, Surabaya.
Beliau menjelaskan, pemberangkatan para santri MA Model Zaha ke China setelah mendapatkan beasiswa kuliah dan asrama di Jiangsu Insitute Of Commerse China.
Tak lupa ustad Muzammil memberikan nasehat. Jaga diri ya nak…., jaga makanan, jaga nama baik pesantren Genggong utamanya MA Model, ingat pada Tujuan, Fokus jangan terpengaruh budaya yg negatif, Ingat perjuangan orang tua, doakan orang tua, para guru dan Kiai, utamakan proses studi, jgn terlalu berfikir nanti akan jadi apa? Mau jadi apa nanti itu urusan Allah.”pesannya.
“InsyaAllah kalau Fokus, kerja keras, berikhtiar dan berdoa pasti Allah akan mudahkan, Allah Akan kabulkan dan kalian akan mendapat tempat derajat yg terbaik di sisi Allah dan Masyarakat.” Nasehat beliau sambil meneteskan air mata kala itu.
Sementara itu, PKM Kesiswaan MA Model, Bahruddin Zaini, M.Pd.I, menjelaskan, penerima beasiswa itu terdiri atas dua putra; Bayu Abdillah, Abdul Wadud dan satu putri; Churil Amaliyah, merupakan siswa dengan nilai rata-rata rapot semester 1-5 masuk peringkat 10 besar.
Di Jiangsu Institute of commerce China jurusan yang mereka pilih tidak sama seperti Churil Amaliyah Jurusan ngambil jurusan International Bussines. Bayu Abdillah jurusan Logistic Management. Abdul Wadud Maulana Jurusan International Bussines
“Para siswa akan menempuh kuliah jenjang S1 di Jiangsu Insitute Of Commerse China selama empat tahun,” katanya sembari minum es di bandara juanda Surabaya.
Selama kuliah, lanjut ia, pada satu tahun pertama khusus belajar adat China, kemudian tiga tahun berikutnya pelajaran akademik sesuai jurusan antara lain, lain teknologi komputer, financial manajemen, dan internasional bisnis.
“Kami mohon dukungan dan doa dari segenap shohibul bait masyayekh agar para siswa dapat menempuh pendidikan dengan lancar serta pulang ke tanah air mampu menerapkan ilmunya untuk meningkatkan kesejahteraan umat,” ujar pria yang akrab disapa Rudi itu.
Program beasiswa kuliah tersebut, tambahnya, merupakan kerja sama dengan ITCC (Indonesia Tiongkok Culture Centere).
“Kerja sama ini telah terjalin sejak lama. Pada tahun lalu kami mengirimkan benerapa siswa kuliah di negara panda itu,” ucapnya.
Salah seorang siswa, Abdul Wadud, asal desa Opo-opo dusun sumberbanger Krejengan Probolinggo, menyatakan merasa senang dapat beasiswa kuliah di Jiangsu Insitute Of Commerse China.
“Saya juga senang bisa mendapat dukungan penuh dari ustad muzammil, kepala madrasah dan ustad Rudi PKM Kurikulum MA Model tak terkecuali orang tua kami yang juga ikut mengantar sampai disini (Bandara Surabaya),” kata siswa yang memiliki cita-cita menjadi orang sukses ini.
Biro Pendidikan Pesantren Zainul Hasan Genggong, Dr. Abd Aziz Wahab, M.Ag, menyambut baik program kerja sama antara MA Model dengan sejumlah perguruan tinggi luar negeri, termasuk Jiangsu Insitute Of Commerse China. Kerja sama bidang pendidikan ini, menurut ustad Aziz sangat dibutuhkan guna mencetak sumber daya manusia berkualitas dan memiliki daya saing di masa depan.
“Saya berharap setelah kembali dari Cina dapat menerapkan ilmunya dan bekerja dengan baik,”harapnya. (rfq)