GENGGONG- Ratusan santri kelas akhir Hafshawaty Zainul Hasan Genggong diwisuda pada Ahad (13/05/2018) pukul 08:00 WIB, di GOR (Gelanggang Olahraga) Damanhury Pesantren Zainul Hasan Genggong. Ratusan sntri ini terdiri dari 103 siswa MA Model Hafshawaty dan 96 siswa SMA Unggulan Haf-Sa Zainul Hasan BPPT Genggong.
Gelaran wisuda dan tasyakkuran akhirussanah ini sebagai pertanda purna sekolah setelah seminggu yang lalu seluruh santri dari dua lembaga di bawah naungan Yayasan Hafshawaty ini dinyatakan lulus 100%. Tampak hadir sejumlah wali santri wisudawan dan wisudawati pada acara tersebut.
Salah satu wali santri, Bapak Misbahul Munir, M.Pd.I mewakili wali santri yang lain dalam sambutannya berharap putra-putrinya mendapatkan ilmu yang manfaat dan barokah dari para masyayikh Genggong. Dirinya berharap santri-santri ini bisa melajutkan ke perguruan tinggi. “Kalau bisa, kuliah di Genggong, tapi kalau tidak ada jurusan yang akan ditempuh di sini, boleh kuliah di luar. Ini pesan kiai Mutawakkil pada tahun 2005,” pesannya pada wisudawan wisudawati.
Bapak Misbah mengaku pernah bermimpi KH. Moh. Hasan Genggong sebelum memutuskan menimba ilmu di Pesantren Zainul Hasan Genggong. Dalam mimpi tersebut nampak masjid Genggong dengan dua tempat imam. “Alhamdulillah banyak ilmu yang saya dapatkan di pesantren yang sarat barokah,” ungkap salah satu alumni yang pernah meraih guru PAI terbaik tingkat nasional ini.
Abdul Haris Ramadhan, salah satu santri SMA Unggulan mewakili wisudawan wisudawati mengaku akan sellu rindu pada masa-masa di pesantren yang sangat mengesankan itu. Dirinya juga mengingtkan para teman-temannya agar mengamalkan ilmu yang sudah diperoleh selama di pesantren. “Mari kita amalkan 9 budi utama santri sebagi bentuk rasa terimakasih kita pada guru-guru,” ungkapnya.
Ustadz. DR. Abdul Aziz Wahab, M.Ag, selaku Biro Pendidikan Pesantren Zainul Hasan Genggong mewakili Pengasuh pesantren, KH. Moh. Hasan Muyawakkil Alallah, S.H., M.M yang berhalangan hadir pada acara ini, dalam sambutannya banyak menceritakan prestasi-presatasi kedua lembaga ini selama setahun. Beliau berpesan agar santri yang diwisuda ini nantinya di kampus manapun, harus tetap berpegang teguh pada ajaran aqidah Ahlussunnah wal jamaah yang telah diajarkan di pesantren. “Di luar sana, jangan sampai bertentangan dengan guru besar kita, santri tidak boleh terpengaruh tapi harus mampu mempengaruhi,” pesannya.
Ustadz Aziz meyakini santri santri ini akan menjadi orang-orang sukses nantinya setelah pulang ke masyarakat. “Inilah kader-kader ulama yang intelektual kelak, insyaallah, ” jelasnya. (mfd)