GENGGONG – Sebanyak 103 santri MA Model Zainul Hasan Genggong Pajarakan Probolinggo, mengikuti program amaliyah tadris di sejumlah daerah di Kabupaten Lumajang dan Situbondo. Kegiatan ini diperuntukkan bagi kelas XII dalam memenuhi unsur akademik sebagai syarat kelulusan. Acara ini dimulai sejak Sabtu (14/04/2018).
Amaliyah tadris merupakan kegiatan pengabdian masyarakat santri MA Model Zainul Hasan Genggong dalam mempraktekkan disiplin ilmu yang mereka peroleh. Santri angkatan ke 14 ini, akan menjalani misi mulia tersebut selama 10 hari ke depan, dari tanggal 14 april 2018 hingga 23 april 2018.
Sebanyak 103 santri itu dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok putra dengan jumlah 46 santri disebar di beberapa lembaga di wilayah kabupaten Lumajang. Yakni di MTs Darul Ulum Ranu Pakis, MTs Miftahul Ulum Selok Gondang, Yayasan Nurul Huda Alhabibi Krasak Kudung Jajang, MTs Nurut Tauhid Kedung Jajang, MTs Miftahul Ulum Tempeh, MTs Nurut Tauhid Kedung Jajang, dan SMP Ranu Pakis. Sedangkan 57 santri putri ditempatkan di Kabupaten Situbondo. Yakni di Pesantren Zainul Fauzi Kendit, Pesantren Jauharatul Ulum Locancang Panarukan, Pesantren Nurul Arifin Tanjung Pacinan, Pesantren Misbahul Ulum Situbondo, Pesantren Nurur Rofi’ Dawuhan, Yayasan Yatim Piatu Talkandang, Pesantren Tahsinul Ahlak Kalibagur, dan Pesantren Raudlatut Tolibin Bantungan. Masing-masing lembaga terdiri atas 8 santri.
Kepala MA Model Ning Hj. Hasanatud Daroini, S.Pd.I dalam sambutannya, saat apel pelepasan di halaman madrasah berharap santri selalu menjaga nama baik pesantren di manapun mereka berada. Tentunya dengan mengutamakan akhlaqul karimah.
“Meski santri mahir bahasa arab, mahir bahasa inggris, mahir kitab kuning tapi tidak berakhlaq maka ilmunya akan sia-sia,” kata beliau.
Ustad Manaf, salah satu pendamping santri putra berharap, kegiatan praktek mengajar ini santri MA Model bisa mendapatkan pengalaman pendidikan secara nyata di lapangan sebagai wahana terbentuknya tenaga pendidik yang memiliki seperangkat pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap yang diperlukan serta mampu menerapkan dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran di sekolah umum di luar sekolah.
“Kegiatan ini diharapkan mampu memberi pengalaman pendidikan secara nyata di lapangan bagi santri, agar kedepan santri MA Model bila dihadapkan dengan dunia pendidikan sebagai pendidik tidak nervous lagi,” terangnya. (*)
Penulis : Ainur Rofiq
Editor : Ahsan Sholeh