GENGGONG – Ada satu acara istimewa yang dilangsungkan di tengah-tengah Milad ke-37 dan Reuni Akbar ke-1 angkatan 1997-2010 Madrasah Aliyah Zainul Hasan (MA Zaha) 1 Genggong pada Minggu (8/4/2108) lalu. Yakni apresiasi dari MA Zaha kepada para ustadz yang telah cukup lama mengabdi.
Kepala MA Zaha 1 Genggong Nun Hassan Ahsan Malik menyebut 11 ustadz dengan masa khidmat cukup lama. “Subhanallah, luar biasa pengabdian asatidz ini. Paling rendah 17 tahun. Yang luar biasa lagi, ada yang telah berkhidmat selama 27 tahun,” ungkap ulama muda yang karib disapa Nun Alex ini.
Ustadz dengan masa khidmat terlama adalah Ahmad Taufiq S.Ag. Beliau mengajar sejak tahun 1990 alias sejak 27 tahun lalu. Berikutnya adalah Ahmad Juwaini Muhsin S.Ag yang mengajar sejak tahun 1994, 23 tahun lalu. Juga 4 ustadz yang telah mengajar selama 21 tahun atau sejak tahun 1996. Yakni Saifullah S.Pd, Zaenih S.HI, A Bakir Basuni SH, dan Munir Mustaghfirin S.HI.
Izuddin S,Pd.I adalah ustadz dengan masa khidmat terlama nomor 7. Beliau mengajar sejak tahun 1998 atau 19 tahun lalu. Lalu ada 4 ustadz yang mengajar sejak tahun 2000 atau 17 tahun lalu. Yakni Musta’in S.Pd.I, Bambang Dwi Mulyadi S.Pd, Bambang Sumaryono ST, dan Mariyatul Kibtiyah S.Ag.
Para ustadz tersebut kemudian diminta untuk naik ke panggung dan menerima penghargaan dari MA Zaha. Penyerahan dilakukan sendiri oleh Nun Alex dan KH Mohammad Hasan Naufal. Selama penyerahan apresiasi berlangsung, aplaus dari para alumni yang hadir bergema di acara yang berlangsung di halaman P5 Pesantren Genggong tersebut.
Setelah menyerahkan penghargaan, Nun Alex mengatakan, penghargaan tersebut untuk para ustadz itu sebenarnya tak sepadan jika dibandingkan dengan pengabdian mereka. “Beliau, para ustadz yang telah menerima apresiasi ini, adalah teladan. Masa hidup beliau dikhidmatkan untuk menularkan ilmu pengetahuan kepada santri-santrinya di MA Zaha,” kata Nun Alex.
Nun Alex mengungkapkan, tak sedikit para guru yang pernah berkhidmat di MA Zaha dan kini berkhidmat di lembaga pendidikan lainnya. Nun Alex menyampaikan terima kasih mendalam kepada semua guru yang pernah maupun masih berkhidmat di MA Zaha.
Tak lupa, Nun Alex juga mengajak hadirin untuk berkirim doa kepada para ustadz yang telah meninggal dunia. “Ibu Mariyatul Kibtiyah tidak bisa hadir di acara ini untuk menerima penghargaan dari kami. Beliau masih dalam suasana berduka karena dua hari sebelum Reuni Akbar ini, suami beliau ustadz Syamsul Bahri atau Pak Syamris, meninggal dunia. Pak Syamris juga pernah berkhidmat di MA Zaha,” kata Nun Alex dengan suara serak.
Selang beberapa detik kemudian, isak tangis Nun Alex membuat suasana acara senyap. Tak sedikit alumni yang mengusap air mata karena teringat Pak Syamris yang dua hari sebelum acara telah dikebumikan. “Ya Allah, orang-orang terbaik yang pernah dekat dengan kami telah Engkau panggil. Berikanlah tempat yang layak untuk mereka di sisi-Mu,” kata Nun Alex disambut ucapan amin oleh para hadirin. (eem)