PAITON – Sejumlah lomba digelar oleh Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PW IPNU) Jawa Timur dalam rangka memeriahkan Hari Santri Nasional (HSN) ketiga pada tahun 2017 ini. Lomba tersebut digelar dengan bekerjasama dengan Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Salah satu lomba tersebut adalah lomba puisi. Juara lomba ini adalah Roby Maulaya Hasan. Ia adalah santri Pesantren Zainul Hasan Genggong di Desa Karangbong, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo. Puisi ciptaan Roby yang diunggah melalui akun Instagram panitia lomba PW IPNU Jawa Timur ditetapkan sebagai pemenang.
Santri pemilik akun Instagram @roobie_mh ini pun mendapat kehormatan menerima hadiah dari Pengasuh Ponpes Nurul Jadid KH Zuhri Zaini pada Minggu, 22 Oktober 2017 di Ponpes Nurul Jadid.
Penyerahan hadiah disaksikan pula oleh Ketua DPRD Provinsi Jawa Timur H. Abdul Halim Iskandar, Wakil Ketua Komisi VIII H. Abdul Malik Haramain, Kepala Kepesantrenan Ponpes Nurul Jadid KH Abdul Hamid Wahid. Penyerahan hadiah itu disaksikan oleh sebanyak 12.297 ribu santri Ponpes Nurul Jadid Paiton.
Lomba puisi itu diikuti sebanyak 90 santri dari berbagai ponpes di Jawa Timur. Roby menulis puisi berjudul “HSN Menyambut”. Karya ini mengalahkan puisi karya pemilik akun IG @ramansyah13 berjudul “Syair Santri untuk Negeri” dari pesantren Sunan Drajad Lamongan yang menduduki posisi juara 2.
Sementara Juara III diraih santri Ponpes Mahasiswa An-Najah Purwokerto, Kecamatan Banyumas, Provinsi Jawa Tengah yang memiliki akun Instagram @pesma_an_najah. Puisi yang dikarya juara 3 ini berjudul “Himmah Santri”.
Roby Maulaya Hasan mengaku sama sekali tidak menyangka akan memenangkan lomba puisi tersebut. Pasalnya, ia hanya berniat untuk berpartisipasi memeriahkan HSN 2017. Ia juga tak berpikir akan memenangkan lomba tersebut. “Alhamdulillah atas nikmat Allah. Saya bisa mengharumkan nama pesantren tercinta,” kata putra dari Bapak Rudi Hartono ini.
Roby menyatakan, prestasi yang diperolehnya ia persembahkan untuk pesantren. “Saya tidak bisa apa-apa, ini semua barokah dari para guru,” kata santri yang bermukim di Pondok Salafiyah Zainul Hasanain Pesantren Zainul Hasan Genggong ini. (dra)