SIDOARJO – Istighotsah Kubro yang dilaksanakan oleh Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur Ahad (9/4) memberikan kesan tersendiri bagi warga Nahdliyin yang hadir. Tak terkecuali para personil Hadrah Al-Hasanain asal Pesantren Zainul Hasan(Zaha) Genggong. Sebab, hadrah kebanggaan pesantren setempat mendapat kehormatan untuk tampil sebagai pembuka pada acara istighotsah dalam rangka hari ulang tahun Nahdlatul Ulama (NU) ke-94 ini.
Tampak para vocalis dan penabuh hadrah ini menempati panggung sebelah barat, tepat disebelah kanan panggung utama. Secara bergantian, para vocalis membawakan 7 lagu untuk dipersembahkan kepada ratusan ribu umat yang hadir di Gelora Delta Sidoarjo.
KH Moh Hasan Naufal, salah satu pengasuh Ponpes Zaha yang juga pembina Al-Hasanain mengawali penampilannya dengan membawakan lagu Menunggu Usia Tua dan Qodkafani. lagu Menunggu Usia Tua ini merupakan lagu terbaru Al-Hasanain yang akan diluncurkan bersama album volume 3 nanti. Dilanjut penampilan lagu Ya Nabinal Hadi dan Ya Rasulullah yang dibawakan oleh KH Hassan Ahsan Malik. lagu ini juga termasuk lagu baru dari Al-Hasanain.
Dilanjut oleh vocalis lain menyempurnakan penampilan hadrah yang berdiri sejak tahun 2012 ini. Diantaranya Ustadz Sandi Zainullah dan Ahmad Kholilullah Khutaimi yang membawakan lagu baru Sholatullah dan Ibadallah. Penampilan hadrah ini ditutup dengan lagu Insan Sempurna yang dibawakan oleh Rozin Pratama.
Ustadz Sandi, salah satu vocalis yang juga koordinator Al-Hasanain menyampaikan ucapan terima kasih kepada panitia yang telah memberikan kepercayaan kepada Al-Hasanain untuk mengisi acara. Koordinator yang tak kenal lelah ini juga mengaku senang bisa tampil di acara besar tersebut. “Kami sudah berkali-kali tampil di hadapan orang banyak, tapi tampil di Gelora Sidoarjo ini memberikan kesan tersendiri bagi kami”, ujar ustadz yang juga mengajar di MTs. Zaha ini.
Disamping itu, KH Moh Hasan Naufal, menuturkan rasa syukur bisa tampil di acara Istighotsah Kubro ini. “Kita bersyukur bisa menjadi bagian dari sejarah yang bisa diceritakan hingga 7 turunan. Kita bangga tapi tidak bangga diri, karena kebanggaan ini untuk umat NU secara menyeluruh”, ungkap Kyai yang akrab disapa Nun Boy ini.
Nun Boy juga menyatakan banyak hal yang diinginkan dari Al-Hasanain. “Harapannya kedepan ingin syiar-syiar kami menjadi penghubung berbagai ras dan adat di Indonesia. Melalui nada hadrah ini minimal syiar kita menjadi penyemangat masyarakat sekitar”, pungkasnya. (pin/yex)
- Tags: #IstighotsahKubro