GENGGONG- Kejujuran menjadi harga mutlak bagi para jurnalis. Bahkan, apa yang ditulis harus sesuai dengan apa yang dilihat dan sesuai dengan hati nurani. Hal itu diungkapkan Kepala MTs Zainul Hasan (Zaha) Genggong, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo, K.H. Moh. Hasan Naufal, Kamis (1/9) lalu. Ungkapan itu, sebagai pesan kepada 132 peserta Diklat Jurnalistik gelaran MTs Zaha bersama Jawa Pos Radar Bromo.
Diklat ini digelar sejak Rabu-Kamis (31/8-1/9) lalu, di GOR Damanhuri Romly Pesantren Zainul Hasan Genggong. Di hari pertama, ratusan peserta itu diisi oleh berbagai materi jurnalistik olah Asisten Jawa Pos Radar Bromo Rudianto. Mulai dari dasar-dasar jurnalistik sampai praktik dasar menulis berita.
Di hari kedua, para peserta diminta mempraktikkan apa yang telah didapat di hari pertama. Mulai dari praktik wawancara, konferensi pers, sampai menulis berita dengan beragam kejadian. Para guru yang mendampingi ratusan santri ini juga harus bersedia menjadi narasumber dadakan. “Di hari kedua memang kami fokuskan untuk praktik menulis berita. Itu, sebagai bentuk pematangan dan hasilnya biar lebih kelihatan,” ujar Rudi.
Tak hanya memberi tugas, Rudi juga mengevaluasi tugas yang telah dikerjakan peserta. Hasilnya, banyak yang tulisannya baik. Bahkan, ada lima santri yang mendapat hadiah dari panitia karena tulisannya bagus. Di antaranya, ada Robith Ilman kelas IX-A, Wahidatul Aufa (IX-FDU), Mohammad Baihaqi ( IX-A), Jinani Firdausi As’ad (IX-G), dan Dina Afkarina (VII-I).
Hadiah itu diberikan lansung oleh K.H. Moh. Hasan Naufal. Dalam kesempatan itu, Kiai yang masih sering dipangil dengan panggilan Non Boy itu mengatakan, diklat selama dua hari itu bukan semata-mata untuk mendapatkan pengalaman atau menambah wawasan. Tapi, juga untuk menanamkan kejujuran menulis berita bagi santri yang berniat menjadi jurnalis. “Kejujuran adalah harga mutlak bagi kalian yang berniat menjadi jurnalis di masa akan datang. Apa yang kalian tulis harus sesuai dengan apa yang kalian lihat dan sesuai dengan hati nurani kalian,” ujarnya.
Non Boy juga berharap, para santri Zaha juga bisa bersaing dengan yang lain di dunia jurnalistik. Serta, diklat selama dua hari itu membuahkan hasil yang luar biasa. “Sehingga, nanti betul-betul bisa memunculkan majalah madrasah yang berkualitas dan berangkat dari hati nurani masing-masing,” ujarnya. Terakhir, Non Boy juga berterima kasih kepada Jawa Pos Radar Bromo yang telah menjalin kerja sama dalam kegiatan diklat jurnalistik ini selama dua hari. (*)