Rela Berdesakan Demi Bersalaman Pada Para Kiai

Tidak ada komentar Share:
Jama'ah sholat idul fitri di masjid jami' al-barokah genggong berdesak desakan
Jama’ah sholat idul fitri di masjid jami’ al-barokah genggong berdesak desakan

Genggong- Sudah menjadi tradisi umat islam, khususnya Indonesia, saat hari raya idul fitri tiba mereka bersalam-salaman, saling memaafkan antar sesama. Suasana itu juga tampak terasa saat menjelang shalat id dikumandangkan di Masjid Al-Barokah Genggong, Rabu, (06/07/2016). Semua keluarga besar pesantren ini yang hadir dan menempati shaf depan saling bersalaman.

Suasana kekeluargaan dan keta’dziman sangat terasa disaat para non (putra-putra kiai) menundukkan kepalanya dan mencium tangan para ashabul bait yang lebih dituakan. Bahkan putra-putra yang masih kecil dibimbing abahnya untuk mencium tangan para kiai dengan santun.

Nampak hadir KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah, KH. Moh. Hasan Abdil Bar, KH. Moh. Hasan Saiful Islam, KH. Moh. Hasan Naufal dan ashabul bait lainnya beserta putra-putra beliau. Shalat id dilaksanakan pada pukul 07:00 WIB, Kiai Abdil Bar sebagai Imam shalat id, dan Non. Hasan Ahsan Maliki sebagai Khotibnya, sementara Ust. Moraji, takmir masjid sebagai bilal.

Jama’ah yang hadir diantaranya para alumni, santri yang tidak pulang kampung dan masyarakat sekitar pesantren. Mereka sengaja ikut shalat id di pesantren karena ingin mendapat kesempatan bersalaman dengan para ashabul bait. Setiap selesai shalat id biasanya semua jamaah berebut bersalaman pada ashabul bait yang berdiri berjajar di shaf paling depan.

Para jamaah ini rela berdesak-desakan dengan jamaah lain untuk segera mencium tangan keluarga besar pesantren, bahkan hal ini membuat kewalahan para ta’mir masjid yang mengawal para ashabul bait, “Jangan rebutan semua akan kebagian , ayo mundur-mundur, yang tertib salamannya” seru ust. Moraji dengan nada tinggi.

Kiai Saiful Islam dalam sambutannya, mengucapkan permohonan maaf atas nama pribadi dan keluarga besar pesantren. Beliau berpesan agar tradisi silaturrahmi pada hari raya idul fitri terus dijaga karena merupakan warisan ulama salaf.

Menurut beliau, tradisi halal bihalal saat lebaran tidak ada di negara-negara islam lainnya termasuk Saudi Arabiya. “Jangan sampai tradisi ini pudar atau bahkan musnah,” jelasnya.

Seusai sambutan, beliau berdoa sapu jagad yang diamini para jamaah, lalu mempersilahkan hadirin menikmati nasi yang sudah disiapkan pesantren dan para tetangga. “Mari kita makan nasi talam ini karena nasi ini barokah,” pungkasnya. (Mfd)

3/5 - (2 votes)
Previous Article

DR. Syekh Muhammad Bin Ismail Makah hadiri Haul Akbar KH. Moh. Hasan

Next Article

KELUARGA BESAR PESANTREN ZAINUL HASAN GENGGONG MENGUCAPKAN MOHON MAAF LAHIR BATIN

Artikel Lainnya

Tinggalkan Balasan