HAUL AL-MARHUM KH. SHOLEH NAHRAWI “SOSOK KYAI YANG ISTIMEWA”

Tidak ada komentar Share:
kiai dan Habaib pada acara haul Kh. Sholeh Nahrowi
kiai dan Habaib pada acara haul Kh. Sholeh Nahrowi
jamaah Haul Kh. Sholeh Nahrowi.
jamaah Haul Kh. Sholeh Nahrowi.

Genggong – Haul al-Marhum KH. Sholeh Nahrawi dan para masyayikh Pesantren Zainul Hasan di Pondok Baitus Sholihin, Genggong, Temenggungan, Ahad (18/10). Acara tahunan ini dihadiri sejumlah ulama, habaib, tokoh masyarakat, alumni dan simpatisan pesantren Genggong.

Nampak hadir juga bpk. H. Mukhamad Misbakhun, SE, anggota DPR RI, fraksi Golkar dan bpk. Muliaman De Haddad, RI 13, ketua otoritas jasa dan keuangan. Dalam sambutanya, Muliaman mewanti-wanti agar masyarakat berhati-hati dalam bertransaksi karena banyak penipuan dimana-mana.

Menurutnya, salah satu kelemahan masyarakat adalah pada sektor ekonomi, kemiskinan akan mendekatkan manusia pada kekufuran. “Perlu pemerdayaan ekonomi umat yang berbasis pesantren agar pemerataan dan pada gilirannya akan menjadi kesejahteraan secara merata,” tegasnya.

Lanjutnya, perlu mendorong para santri agar memotori ekonomi masyarakat agar santri tidak hanya fokus di bidang keilmuan saja. “kami berinisiatif kerja sama dengan pesantren Zainul Hasan, dan pesantren-pesantren di Indonesia untuk menggerakan perekonomian dengan penanaman modal dan program-program yang di sesuaikan.

KH. Hasan Saiful Islam menceritakan biografi KH. Sholeh Nahrawi, beliau adalah putera ke-5, lahir pada tahun 1940 M. di pesantren Genggong. Pernah Sayyid Muhammad Bin Alawi Al-Maliki berkunjung ke pesantren Genggong, beliau menilai Non Kalim -sapaan sehari-hari KH. Sholeh Nahrawi- adalah seorang yang berdeda dari yang lain. “Orang ini (Non Kalim, red) istimewa,” kenang Non Bing, sambil menirukan dawoh Sayyid Muhammad Bin Alawi Al-Maliki.

Banyak kekaromahan beliau, salah satunya istiqomah bersilaturrahim, dan tidak pernah mengeyam pendidikan tapi beliau paham dan bisa menulis bahasa China. Selain itu, beliau sering mimpi para kekasih Allah. “Salah satu keistimewaannya adalah beliau sering bercerita mimpi Kyai Hasan sepuh, Nyai Hafsa, Nabi Muhammad SAW dan Nabi Musa as,” tuturnya.

Syekh Afifuddin Al-Jailani dalam pidatonya menjelaskan bahwa banyak para waliyullah yang di hauli wafatnya di mana-mana oleh masyarakat karena para wali dicintai Allah. Bahkan dunai mengejar mereka. “Ketika manusia menghendaki segala sesuatu di dunia hendaklah dengan hati yang penuh keyakinan dan keikhlasan dalam segala tindakan yang baik,” jelas syekh, cucu dari Syeh Abdul Qodir Al-Jailani ini.

Menurut beliau, di dunia ini ada dua hal perlu diketahui yakni ada yang mencari dunia tapi jauh dari dunia tersebut, dan yang kedua, ada yang tidak mencari dunia tapi dikejar oleh dunia. “Siapapun yang mengejar dunia, perbudaklah dia, dan barang siapa yang meminta pada dzat yang punya dunia dengan beristigfar dengan lisan yang penuh kecintaan pada Allah, maka Allah akan melapangkannya,” pungkasnya. [] Mfd/Shl

4/5 - (6 votes)
Previous Article

Dunia Jurnalistik Selalu Penuh Tantangan

Next Article

SAMBUT TAHUN BARU ISLAM DENGAN FESTIVAL SHOLAWAT AL-BANJARI SETAPAL KUDA

Artikel Lainnya

Tinggalkan Balasan