GENGGONG – Dalam memperingati milad ke-5, Ikatan Sopir Keluarga Genggong atau IKSAG mengadakan tasyakuran, Jum’at (17/03) Malam. Dalam kesempatan itu juga diadakan santunan kepada anak yatim.
Sama seperti sopir kiai nusantara atau SK NU lainnya, ikatan ini berawal dari kesadaran para khodim akan pentingnya menjaga adab kepada kiai. Sehingga saling membimbing dan mengarahkan antar sopir sangatlah diperlukan.
“Untuk itu, kami menghadap ke Kiai Mutawakkil Alallah untuk membentuk ikatan ini,” ungkap Ust. Umar Sholeh, Khodim Ibu Nyai Hj. Diana Susilowati Saifourridzal.
Cak Umar –panggilan akrabnya– juga membeberkan perihal pemberian nama Iksag. Awalnya, lanjut dia, ikatan ini bernama ISNU. Namun, Khalifah Pesantren KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah tidak berkenan dan meminta untuk mengganti nama tersebut. Sebagai santri, mereka pun patuh dan tunduk terhadap kiai.
“Setelah kami kemudian matur ke Nun Alex dan Nun Boy, akhirnya tercetuslah nama Iksakg ini,” tuturnya.
Setelah berjalan 5 tahun lamanya, ia berharap kepada rekan – rekannya untuk tak mengenal lelah dalam melaksanakan pengabdian.
“Semoga kami kedepannya tambah kompak dan barokahnya terus mengalir,” harapnya.
Menanggapi hal tersebut, Ust. Aden Bagus Rahmad selaku perwakilan SK NU Kab. Probolinggo memuji ikatan yang mempunyai simbol “tiada lelah dalam pengabdian” itu. “Alhamdulillah, Iksag ini kompak dan hebat,” ujarnya kepada kru Genggong Nusantara setelah acara selesai. (kak)