Genggong: Sebanyak 60 Santriwati (siswi) SMA Zainul Hasan 1 Genggong, Pajarakan, Kabupaten Probolinggo mengikuti Latihan Dasar Kepemimpinan, Manajemen Organisasi (LDKMO) dengan tema “ Membentuk Jiwa Pemimpin Bagi Generasi Millenial,”. Kamis, 11/02/2021.
Kegiatan yang dilaksanakan di Lantai 3 Aula Putri SMA Zainul Hasan 1 Genggong diikuti segenap pengurus osis putri dan pewakilan kelas dengan pemateri Bapak Mohammad Hendra, M.Pd.I pembantu ketua III Kemahasiswaan Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Zainul Hasan Genggong Kraksaan.
Hadir dalam kesempatan tersebut Ning Kandiaz Kanzah Karomiah, S.Pd (pembina osis putri), Bapak Abdullah, S.Pd (Waka. Kurikulum), Bapak Zainal Abidin, S.Pd (Waka. Humas), Bapak Syifauddin, M.Pd Guru SMA Zainul Hasan 1 Genggong.
Ning Kandias Kanzah Karomiah, S.Pd , menyampaikan terimakasih kepada pemateri yang telah meluangkan waktunya untuk berbagi ilmu di SMA Zainul Hasan 1 Genggong khususnya kepada siswi yang tergabung dikepengurusan osis dan MPK.
“ Saya harap kalian mengikuti pelatihan ini hingga selesai, dengarkan dan pahami dengan baik,” pinta putri Almarhum Gus Moh. Baiduri Faishal ( Gus Dudung).
Selain itu, Ning Diaz sapaan akrabnya juga meminta kepada peserta pelatihan untuk bisa mengimplementasikan apa yang telah disampaikan oleh pemateri, karena osis itu merupakan mitra sekolah dalam menerapkan kedisiplinan.
“ Materi ini sangat penting, utamanya dalam membentuk jiwa kepemimpinan, mimpin rapat, menyampaikan pendapat, melaksanakan program bahkan kelak kalian bisa menjadi pemimpin dimasyarakat,” ujar lulusan Universitas Islam Malang (Unisma) ini.
Sementara itu, Mohammad Hendra menegaskan bahwa investasi pengembangan human capital adalah kunci untuk membangun organisasi, Sebaliknya human capital dalam organisasi tidak dikembangkan maka organisasipun tidak akan berkembang.
“ Bangunlah Manusia dalam organisasi, karena manusia adalah aset terbesar organisasi,” terangnya
Selain itu, pemateri menegaskan bahwa keseimbangan seorang pemimpin setidaknya dapat dilihat dari keseimbangan antara optimisme dan realita, antara perencanaan dan intuisi, antara hubungan dan tujuan organisasi.
“ Pemimpin harus mampu menyeimbangkan antara optimisme dan realita, pemimpin harus optimis akan bisa mencapai visi dan tujuan yang telah ditetapkan, namun juga harus bisa melihat realita yang ada,” pungkasnya. (*).