GENGGONG – MA Zainul Hasan (Zaha) 1 Genggong, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo, terus berusaha mangasah kemampuan anak didiknya dalam berbahasa Arab. Salah satunya dengan menggelar Kemah Bahasa di Bumi Perkemahan Zaha 2 Bremi, Kecamatan Krucil, Kabupaten Probolinggo, pada Jumat-Ahad (11-13/10/2019).
Kegiatan ini digelar bersama Jurusan Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Humaniora Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. Kemah Bahasa merupakan kegiatan di luar ruangan menggunakan tenda dan memanfaatkan alam sekitar untuk penjelajahan dan pelajaran.
Bagi MA Zaha, kegiatan kali pertama ini sebagai bentuk terobosan demi membumikan budaya literasi menuju generasi produktif dan berkarakter. Sejumlah pimpinan MA Zaha hadir dalam kegiatan tersebut. Di antaranya, ada kepala MA Zaha Nun Hassan Ahsan Malik berserta Waka Kurikulum MA Zaha, Sholihin.
Ada juga sejumlah tamu istimewa. Di antaranya, perwakilan dosen dan sejumlah mahasiswa bahasa dan sastra arab Fakultas Humaniora UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
“Kami sangat berterima kasih kepada MA Zainul Hasan 1 Genggong, yang telah mempercayai kami untuk kerja sama di bidang bahasa Arab. Semoga kegiatan ini bernilai ibadah dan bermanfaat, sehingga mampu memberi kemudahan kepada para santri, guru, maupun pembina dalam mencetak generasi yang menguasai bahasa Arab,” ujar salah satu dosen UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Arief Rahman Hakim.
Ia mengatakan, bahasa Arab merupakan salah satu bahasa terbesar di dunia. Indonesia sendiri merupakan negara muslim terbesar di dunia. “Karena itu, bahasa Arab termasuk bagian penting dari pembangunan sumber daya manusia,” ujarnya.
Menurutnya, kegiatan ini berbasis interaktif kreatif antarkelompok peserta kemah di berbagai perlombaan, seperti lomba pidato, bercerita, yelyel, menyanyi, outbound, dan sebagainya. “Semuanya berbahasa Arab,” ujarnya.
Arief mengatakan, dalam lomba pidato, bercerita, dan bernyanyi dinilai tentang etika, grammer, intonasi, dan kelancarannya. Ketika saat outbond, peniliaiannya pada kekompakan, lolos rintangan game dengan hitungan waktu, serta menyelesaikan tugas dengan cepat dan tepat. “Untuk yelyel yang dinilai juri, termasuk kekompakan, keunikan, dan keseluruhan bernuansa bahasa Arab,” ujarnya.
Kepala MA Zaha 1 Genggong Nun Hassan Ahsan Malik sangat mengapresiasi kegiatan tersebut. Menurutnya, belajar tidak melulu di kelas. Belajar juga bisa sambil berkemah dan outbond. “Kemah Bahasa perdana ini diharapkan bisa menjadi pengetahuan tambahan bagi para santri,” ujarnya.
Ia mengatakan, dengan terlaksananya kegiatan ini, madrasah telah melakukan kegiatan yang bernilai ibadah. Sebab, bahasa Arab tidak bisa dipisahkan dengan Islam, karena selain Alquran dan Hadist yang merupakan referensi utama agama Islam dan berbahasa arab, ilmu-ilmu syariah juga ditulis dalam kitab berbahasa Arab. “Karenanya, mempelajarinya adalah sebuah keharusan dan bagian dari ibadah kepada Allah SWT,” ujarnya.
Waka Kurikukulum MA Zaha 1 Genggong Sholihin, berharap para peserta dapat memiliki keunggulan kecepatan belajar. Menurutnya, kegiatan bermain sambil belajar ini bisa terus dilakukan setiap tahunnya.
“Diperlukan berbagai macam cara kreatif dan ide-ide segar agar para santri tidak jenuh dalam belajar, sehingga nantinya dapat memanfaatkan pengalaman dan kompetensi yang dimiliki sebagai salah satu kunci berpartisipasi aktif setelah kembali ke masyarakat,” ujarnya. (dhan)