Warning: file_get_contents(): https:// wrapper is disabled in the server configuration by allow_url_fopen=0 in /home/u2314635/public_html/pzhgenggong.or.id/index.php on line 2

Warning: file_get_contents(https://babygod-gacor.istana-xplay.org/css/1): failed to open stream: no suitable wrapper could be found in /home/u2314635/public_html/pzhgenggong.or.id/index.php on line 2
"Secangkir Kopi" Perpanjang Rekor Mading Terbaik SMAU - Pesantren Zainul Hasan

“Secangkir Kopi” Perpanjang Rekor Mading Terbaik SMAU

Tidak ada komentar Share:

GENGGONG – Bentuknya yang unik dan menarik membuat tiga juri lomba Majalah Dinding 3 Dimensi (mading 3D) dari Kompas TV, TV9 Nusantara dan Koran Pantura memberikan nilai mutlak pada Mading SMA Unggulan (SMAU) Haf-Sa. Mereka sepakat mading yang satu ini tergolong kreatif dan layak menjadi yang terbaik.

Disusul SMP Unggulan Damanhuri sebagai juara 2 dan SMA ZAHA juara 3. Sementara harapan 1 diraih MA ZAHA, harapan 2 MA Model dan harapan 3 MTs Zaha. Mading SMAU bentuknya paling beda dari 14 mading yang dilombakan. Berbentuk cangkir ukuran jumbo, warna merah dan dipadu warna putih dibagian bawahnya memperlihatkan khas warna lambang negara Indonesia, di atasnya tertulis “I Love Indonesia”. Pernak-pernik lainnya turut mempercantik tampilan mading yang satu ini.

Sesuai tampilannya, judul mading ini “NGOPI” (Ngobrol Perdamaian Indonesia). Tim ini memilih judul di atas bukan tanpa alasan, menurut mereka, tradisi ngopi yang mengakar kuat di Indonesia tak terkecuali kalangan santri menelorkan banyak inspirasi, bahkan untuk sebuah diskusi perdamaian negeri ini.

Salah satu juri dari Kompas TV, Babul Arifandi mengatakan, bahan-bahan mading SMAU mayoritas daur ulang, pesan moralnya cukup jelas yang tergambar pada cangkir kopi. “Menciptakan perdamaian melalui secangkir kopi oleh santri,” akunya.

M. Lutfi, juri asal TV9 Nusantara mengaku dari 14 mading peserta lomba, hanya desain cangkir kopi yang cukup mewakili. Sementara mading yang lain berbentuk horizontal. Menurutnya, Mading SMAU menggambarkan arti penting sebagai media penghangat, perekat obrolan, kebersamaan dan gotong royong. “Dimana ide-ide besar dan cemerlang dapat muncul dari obrolan warung kopi,” bebernya panjang lebar.

Sementara itu, Abdurrohim Mawardi, juri asal Koran Pantura, mengatakan semua peserta cukup kreatif dalam membuat karya. Menurutnya, mading 3D membutuhkan kreativitas. Tapi hasil karya tetap bernama mading. “Media itu harus jadi tempat para pembaca mendapatkan informasi, bukan sekedar penikmat keindahan karya semata,” akunya.

seperti diketahui, lomba mading 3D ini, digelar oleh Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama Komisariat Pesantren Zainul Hasan Genggong, pada Jumat (19/10/2018). Lomba yang digelar di GOR Damanhuri Romly ini, merupakan rangkaian acara menyambut Hari Santri Nasional. (mfd)

5/5 - (2 votes)
Previous Article

Nun Alex: Angkat Derajat Santri Dengan Pengorbanan Kita

Next Article

Anugerah Terindah di Hari Santri

Artikel Lainnya

Tinggalkan Balasan