GENGGONG – Setiap peringatan Isra’ Mi’raj tiba, para santri Pesantren Zainul Hasan, Genggong, kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo, terlihat sibuk di masjid Jami’ Al-Barokah Genggong. Mereka rela duduk di teras masjid berjam-jam untuk mengikuti hataman kitab Dardir Mi’roj seperti yang tampak pada Minggu, (23/04/2017) pukul 23:00 WIB.
Muhammad Rosuli, salah seorang pengurus pesantren mengungkapkan, pelaksanaan pengajian kitab Dardir sendiri dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama setelah shalat ashar yang diisi oleh Non Ahsan Qomaruzzaman, S.Pd.I, tentang peristiwa Isra’. dan malamnya diisi oleh ustadz H. Amaruddin Sholeh tentang Mi’raj. “Untuk non Aka dari pukul 15:10 – 17:16 WIB, sementara Usadz Amar 21:30 sampai hatam,” jelas ustadz yang telah mondok selama 20 tahun ini.
Ustadz Rosuli mengaku ada sekitar 350 kitab yang disediakan pesantren untuk para santri yang belum punya kitab dan biasanya santri lama menggunakan kitab yang sudah pernah dibacakan pada tahun-tahun sebelumnya. “Kegiatan ini intruksi langsung dari kiai Saiful Islam, Banyak yang ikut pengajian kitab ini, dan Alhamdulillah ada suguhan kopi panas dari pesantren dan masyarakat sekitar pondok,” ungkapnya.
Non Aka -sapaan akrab non Ahsan Qomaruzzaman- saat dikonfirmasi mengatakan, tidak begitu memahami sejak kapan kitab Dardir dikaji di Pesantren Zainul Hasan Genggong setiap malam Isra’ Mi’raj. “Semenjak saya masih kecil, seingat saya sudah dikaji kitab tersebut, beserta lampu-lampu yang menerangi halaman pondok ini,” ungkap putra keempat dari KH Moh Hasan Saiful Islam ini.
Non Aka menambahkan, dengan mengkaji kitab tersebut tiap menjelang malam Isra’ Mi’raj dapat mengetahui betapa dahsyatnya perjalanan tersebut. Menurutnya, bahwa Gusti Allah menampakkan tanda-tanda kekuasaannya. Kejadian ini hanya dialami Sang Rasul semata, betapa bahagianya Rasulullah dihibur oleh Allah dengan perjalanan ini setelah ditinggal dua kekasihnya yakni istri dan paman beliau. “Tentunya, bila Rasulullah bahagia kita sebagai umatnya juga harus ikut bahagia,” terangnya.
Sementara ustadz Amaruddin Sholeh mengaku sudah sekitar enam tahun terakhir ini mengisi pengajian kitab Dardir Mi’raj di pesantren Zainul Hasan Genggong, “Alhamdulillah saya kebagian jam malam untuk pengajiannya, semoga kita bisa istiqamah ngajinya, dan tentunya bisa meningkatkan ibadah khususnya shalat lima waktu,” jelas ustadz yang juga alumni Genggong ini. (Mfd/yex)