Jaga Warisan Kiai Sepuh, Santri-Alumni Diminta Panggil Non

Tidak ada komentar Share:

13170709_10206437062432518_1267681846_o

GENGGONG– Santri dan alumni Pesantren Zainul Hasan Genggong, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo, diminta menjaga warisan K.H. Moh. Hasan (Kiai Hasan Sepuh). Salah satunya warisan panggilan terhadap putra keturunan beliau.
Pengasuh Pesantren Zainul Hasan Genggong, K.H. Moh. Hasan Saiful Islam mengatakan, semestinya cucu K.H. Hasan Saifouridzall dipanggil dengan sebutan Non bukan Gus. Itu sebagaimana dilakukan Kiai Sepuh dan Kiai Hasan Saifouridzall. Beliau menilai sebutan khas itu merupakan atsar (warisan) dari Kiai Hasan Sepuh.
“Kita harus menjaga dan melestarikannya,” ujar K.H. Moh. Hasan Saiful Islam dalam acara reuni ke-3 alumni IKSADAT (Ikatan Santri Darut Tauhid, Kamis (5/5/2016), pukul 16.30 WIB.
Usai menggelar reuni yang dihadiri alumni dari berbagai daerah itu, malamnya digelar peringatan Isra Mikraj. Acara yang digelar di halaman Pondok Darut Tauhid, itu dihadiri oleh ratusan santri, wali santri, dan masyarakat sekitar. Di antara mereka hadir juga sejumlah pengasuh Pesantren Zainul Hasan Genggong. Di antaranya, K.H. Moh. Hasan Ainul Yaqin, Nyai Hj. Tutik Hidayati Sabrina Saif, dan Nyai Hj. Dra. Endah Nihayati Saifouridzall. serta, undangan khusus panitia, K.H. Misbah Kholili dari Jember.
Sedangkan, K.H. Misbah Kholili dalam pidatonya mengatakan, Isra Mikraj memiliki makna yang sangat penting bagi umat Islam. Pada peristiwa itu, perintah salat kali pertama diwajibkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dan umatnya.
Menurut beliau, Nabi Muhammad SAW menerima perintah membawa amanah Allah, berupa salat 50 waktu dalam sehari-semalam. Namun, setelah Rasul memohon keringanan pada Allah atas usulan sejumlah Nabi, salat yang sebelumnya 50 waktu dalam sehari semalam, menjadi 5 waktu “Dikisahkan bahwa Nabi Musa a.s masih menyuruh Nabi Muhammad untuk meminta keringanan lagi,” jelasnya.
Namun, kata Kiai Misbah, Nabi Muhammad tidak berani menawar lagi karena malu pada Allah. Rasulullah rela dan ikhlas menerima ketentuan Allah. “Nabi akhirnya kembali ke bumi dengan membawa perintah salat 5 waktu yang kita kenal dengan salat Subuh, Zuhur, Ashar, Magrib, dan Isya,” ujanya. (san/mfd)

2.5/5 - (8 votes)
Previous Article

Ubah Sampah Jadi Busana Menarik

Next Article

117 Santri MTs Zaha Siap Lulus Amtsilati

Artikel Lainnya

Tinggalkan Balasan