GENGGONG: Pesantren Zainul Hasan Genggong adalah salah satu lembaga pendidikan Islam tertua di Jawa Timur. Berdirinya lembaga ini jauh sebelum Indonesia merdeka yaitu tepatnya pada tahun 1839 di Desa Karangbong, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
Pesantren yang sudah mengalami 4 estafet kepemimpinan, mulai K.H. Zainal Abidin, K.H. Moh. Hasan, K.H. Hasan Saifouridzall hingga generasi ke empat K.H. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah, SH, MM ini, hingga kini (2019) tidak hilang jati dirinya sebagai pesantren salaf sejak awal berdirinya.
Terbukti, Pada hari Sabtu, (04/05/2019) Pondok Putri Pesantren Zainul Hasan Genggong mengadakan Tasyakkuran Tahtiman Alfiyah ibnu malik 1002 karya Syekh Muhammad bin Abdullah bin Malik Alandalusy.
Acara yang dimulai sekira pukul 20.30 Wib itu diikuti oleh 90 santriwati yang berasal dari pendidikan Madrasah Aliyah Program Ilmu Agama Islam (IAI) kelas X dan XI yang didampingi oleh dewan asatidzah pengurus Pesantren Zainul Hasan Genggong.
Ustadzah Khazinatul Waritsah Pembina kegiatan pondok putri MA Zainul Hasan 1 Genggong mengatakan bahwa acara tersebut diselenggarakan sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah atas nikmat yang telah dimudahkan dalam menghafalkan karya monumental Imam Malik itu.
“ Alhamdulillah, kegiatan ini kami laksanakan setiap tahun, dengan adanya kegiatan ini, berharap santri yang masih belum hafal agar termotivasi untuk menghafalkan,” harap ustadzahasal Kecamatan wangkal, Kabupaten Probolinggo.
Menurutnya, sebelum dilakukan do’a bersama, para santriwati melakukan lalaran bersama ( membaca nadhom bersama) dengan lagu kesukaan mereka, sehingga para santriwati mudah dalam menghafal,” Perjalanan panjang mereka dalam menghafal ini, patut diapresiasi sehingga mereka akan pelopor bagi santri yang lain dalam menghafal,” tuturnya sembari tersenyum. (Hendra)