GENGGONG- Sederet prestasi yang berhasil ditorehkan sejumlah santri Pesantren Zainul Hasan Genggong, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo, membuat Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, kagum. Santri pesantren asuhan K.H. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah, ini tak hanya mampu mengukir prestasi di tingkat nasional, tapi juga tembus internasional.
Kepala Biro Pendidikan Pesantren Zainul Hasan Genggong Dr. Abdul Aziz Wahab mengatakan, tahun ini sejumlah santri dari MTs Zainul Hasan Genggong berhasil menjadi juara dalam olimpiade matematika di Thailand. Begitu juga dengan pelajar dari SMA Unggulan. Di antara mereka, mampu menjuarai lomba di bidang teknologi terapan di Malaysia dan Thailand.
“Ini merupakan salah satu buah dari kerja keras dan kerja cerdas, serta tekad Ketua Yayasan K.H. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah, yang mengharuskan pada tahun ini (2019) ada santri yang mampu berprestasi di tingkat internasional,” ujarnya dalam acara Haflatul Imtihan ke 87 Pesantren Zainul Hasan Genggong, Sabtu (20/4/2019).
Sejumlah ulama dan pejabat hadir dalam acara yang bersamaan dengan milad ke 180 Pesantren Zainul Hasan Genggong ini. Di antaranya, ada Pengasuh Pesantren Darul Quran Jakarta Ustadz Yusuf Mansur dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Banyaknya santri yang berpretasi mendapat apresiasi dari Khofifah. Menurutnya, santri yang berhasil menjuarai sejumlah olimpiade, bahkan sampai tingkat internasional itu harus mendapatkan perhatian serius. “Ini harus dipetakan. Seperti anak-anak yang berprestasi di bidang IT (informasi teknologi), harus terus dikawal. Sehingga, kemampuan dan kapasitas mereka terus meningkat,” ujarnya.
Terkait dengan makin ketatnya persaingan, menurutnya pelajar dari pesantren sudah punya spesifikasi berbeda. Sebab, mereka terbiasa berhadapan dengan kemandirian dan tantangan yang harus mereka selesaikan secara mendiri. “Sehinggga, ketika mereka harus masuk pada daya saing industri, teknologi, dan daya saing pasar, mereka akan lebih bisa survive,” ujar Khofifah.
Selain itu, untuk memaksimalkan potensi pesantren, Khofifah mengaku, kini pihaknya masih menggodok progarm One Pesantren One Product (OPOP). Salah satu alasannya, karena banyak pesantren yang memiliki SMK. “Kalau di sini (Pesantren Zainul Hasan Genggong) produk IT-nya bagus. Ada berbagai macam jurusan. Hal-hal seperti ini, jika berbasis pesantren, akan kami kembangkan OPOP. Agar ada spesifikasi yang menjadi pusat-pusat keubggulan di pesantren,” ujar mantan Menteri Sosial tersebut. (*)