GENGGONG- Saban tahun selalu ada saja santri Pondok Baitus Sholihin, Pesantren Zainul Hasan Genggong, Desa Tamenggungan, Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo, yang melanjutkan studinya ke Rubat, Tarim, Yaman. Setelah sebelumnya lima menjadi santri di negara yang diyakini ulamanya manjadi penyebar Islam pertama di Indonesia, itu Kamis (19/7/2018), ada dua santri yang menyusul ke sana.
Dua santri itu adalah Anggik Dwi Cahyono dan Saifur Ridzal, yang sama-sama berasal dari Kabupaten Lumajang. Mereka lulusan Pendidikan Diniyah Formal Ulya Baitus Sholihin Genggong. Sebelum berangkat ke Yaman, beberapa bulan lalu mereka menjalani karantina di Masyhad An-Nur, Sukabumi, Jawa Barat. Syukur, mereka akhirnya dinyatakan lulus dan memenuhi persyaratan untuk ngangsu kaweruh di Yaman.
Anggik mengatakan, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar bisa belajar di Yaman. Di antaranya, harus mahir berbahasa Arab, menghafal sebagian juz Alquran, dan sejumlah kitab salaf, salah satunya kitab Zubad. “Tidak menyangka sebelumnya bisa menyusul teman-teman ke Yaman. Dulu penasaran, sekarang insya Allah nyusul mereka,” ujarnya.
Kepala Madrasah Diniyah Formal Ulya Baitus Sholihin Genggong K.H. Ahsan Qomaruz Zaman berharap, dua santrinya ini mendapatkan limpahan barokah dan dapat mengembangkan ilmunya sepulang ke masyarakat. “Semoga mendapat ilmu barokah mengingat Yaman adalah negara 1.000 wali,” ujar kiai yang akrab dipangg8il Nun Aka tersebut.
Nun Aka mengaku, Pondok Baitus Sholihin sudah menyiapakan segala sesuatunya untuk santri yang berminat melanjutkan belajar ke Yaman. “Sebelum berangkat ke Yaman, kami sudah mempersiapkan materi hafalan yang akan diujikan. Terutama, sebelum dikarantina di Sukabumi,” ujarnya.
Sedangkna, salah satu Pengasuh Pesantren Zainul Hasan Genggong K.H. Moh. Hasan Maulana mengatakan, ada sekitar 5 santri Pondok Baitus Sholihin di Yaman. Satu di Darul Musthofa asuhan Habib Umar bin Hafidz dan empat lainnya berada di Rubat Tarim asuhan Habib Salim bin Abdullah Assatiri.
“Semoga ilmunya barokah dan manfaat, dapat membanggakan orangtua dan gurunya, khususnya yang di Indonesia, K.H. Moh. Hasan sepuh dan K.H. Hasan Saifouridzall,” ujar kiai yang juga alumni Hadramaut, Yaman tersebut.
Menurutnya, Yaman merupakan negara yang menjaga keutuhan tradisi ulama salaf, baik di bidang ilmu fiqih, nilai-nilai tasawwuf dan adab. Ia meyakini sanad keilmuan ulama nusantara bersambung ke Hadramaut, Yaman. “Silsilah nasab serta sanad wali songo berasal dari Sayyidina Alwi Ammil Faqih yang dimakamkan di pemakaman Zanbal, Tarim, Hadramaut, Yaman,” ujarnya. (mfd)