GENGGONG – Puluhan santri Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Genggong mengikuti uji publik program amtsilaty yang ada di Madrasah Diniyah Takhassus Amtsilaty Pondok Hafshawaty, Minggu (29/04/2018) di masjid Birrul Walidain pondok setempat, pukul 10:00 WIB. Sebanyak 27 santri putri pasca amtsilaty dan 35 santri putri serta 4 santri putra yang mengikuti uji amtsilaty. Mereka diuji langsung oleh KH. Kamaluddin, koordinator Amtsilaty Kabupaten Probolinggo.
Peserta uji amtsilaty ini diminta untuk membaca kitabnya dihadapan orangtua masing-masing yang sedang hadir di tengah-tengah uji publik. Hal ini agar wali santri tahu langsung kemampuan putra putrinya dalam hal membaca kitab kuning. “Dengan begini, tidak ada rekayasa diantara kita,” jelas kiai asal Bondowoso ini.
Beliau menambahkan santri-santri yang bisa baca kitab ini, kelak tidak hanya bisa berbuat baik pada orang banyak. Tapi mampu membuat orang banyak berbuat baik. “Tentunya kehadiran mereka di masyarakat akan menjadi solusi pemecah masalah di masyarakat,” ungkapnya.
Sementara itu, ustadz Dr. Abdul Aziz Wahab, M.Ag selaku biro pendidikan Pesantren Zainul Hasan Genggong saat dikonfirmasi mengatakan, Program madrasah diniyah adalah sebagai pendamping sekolah formal agar santri tidak hanya berprestasi di ilmu umum saja, namun juga mampu di keilmuan agama. “Agar prestasi santri lebih terukur dan terarah,” tegasnya.
Ustadz Aziz menambahkan uji kompetensi semacam ini bertujuan agar wali santri tahu langsung sejauh mana keberhasilan putra-putrinya. Menurutnya, orang tua mana yang tidak bangga atas kemampuan anaknya. Bahkan tahun lalu santri SMA Unggulan Haf-Sa mampu menjadi juara MFQ sebanyak 3 kali di tingkat kabupaten, provinsi bahkan nasional di Madura. “Ini karena filosofi di dalamnya ada madin. Inilah kader-kader ulama yang intelektual, dan intelektual yang ulama,” terangnya. (mfd)
