GENGGONG- Ratusan Laskar Kirab Resolosi Jihad Nahdlatul Ulama (NU) tiba di Pesantren Zainul Hasan (Zaha) Genggong, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo, Jumat (14/10/2016), sekitar pukul 09.05 WIB. Di pesantren asuhan K.H. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah, ini mereka disambut para pengasuh pesantren dan ribuan santri Zaha.
Ribuan santri itu telah menunggu mereka sejak pukul 07.00 WIB. Dengan baju koko putih, para santri berjejer rapi di kanan-kiri jalan utama pesantren mulai dari Monumen NU di Desa Pajarakan Kulon sampai Desa Karangbong, Kecamatan Pajarakan.
Ratusan Laskar Resolosi Jihad NU ini berangkat dari Banyuwangi, Kamis (13/10/2016). Keberangkatan mereka dilepas oleh Wakil Gubernur Jawa Timur Syaifullah Yusuf dan ribuan santri se-Banyuwangi dari Pondok Pesantren Darussalam Blok Agung, Kabupaten Banyuwangi.
Kirab Santri Nasional Banyuwangi-Jakarta
Mereka akan melakukan perjalanan darat menempuh jarak 2.000 kilometer dari Banyuwangi menuju Jakarta dengan menumpangi mobil selama 10 hari. Mulai Kamis (13/10/2016) dan dijadwalkan tiba di Jakarta, pada Sabtu (22/10/2016). Kegiatan ini digelar dalam rangka Hari Santri Nasional yang diperingati setiap 22 Oktober.
Sebelum sampai di Pesantren Zaha Genggong, mereka telah mampir di Kabupaten Situbondo. Sesuai jadwal, di Kabupaten Probolinggo, rombongan ini akan bersilaturahmi dengan alim ulama, Forkopimda, PC NU Kraksaan, PC NU Kabupaten Probolinggo, dan PC NU Kota Probolinggo. Dilanjutkan berziarah ke makam muassis Pesantren Zaha Genggong.
Sesampai di Pesantren Zaha Genggong, rombongan berjalan kaki dari Pondok Rusun Santri Hafshawaty menuju Masjid Al-Barokah Genggong yang berjarak sekitar 500 meter. Laskar Kirab yang mayoritas menggunakan rompi hijau yang bertuliskan “Hari Santri Nasional” ini diiringi drum band SD Zaha dan bacaan shalawat badar yang dibawakan oleh Grup Hadrah Al-Hasanain.
Bila santri putra menyambut dengan berjejer di kanan-kiri jalan, santri putri menyambut mereka di halaman pesantren pusat. Setiba di depan Masjid Al-Barokah Genggong, laskar yang membawa beragam atribut lambang NU ini disambut para ashabul bait dan pengasuh Pesantren Zaha. Termasuk Kiai Mutawakil. Terlihat juga, katib PW NU Jawa Timur, K.H. Syafruddin.
Rombongan ini juga sempat berfoto berama dengan pengasuh pesantren Kiai Mutawakil. Kala itulah, pekik takbir menggema di sekitar lokasi. Rupanya, seruan ini dipimpin oleh Pengasuh Pesantren Zaha, K.H. Moh. Hasan Naufal. Dengan mengepalkan tangan, beliau berkali-kali menyerukan takbir. “Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar,” serunya dengan lantang. Spontan, seruan ini diikuti oleh Laskar Kirab dan santri.
Usai berfoto bersama, rombongan langsung menuju makam para sesepuh Pesantren Zaha Genggong untuk bertahlil bersama yang dipimpin langsung Kiai Mutawakkil. Tak hanya rombongan muslimin, anggota Muslimat NU dan Fatayat NU juga menuju makam untuk bertahlil bersama. Mereka menempati sisi barat makam khusus peziarah perempuan. Pembacaan tahlil ini ditutup dengan doa oleh Kiai Syafruddin.
Ketika ditemui di kediamannya, Kiai Mutawakkil mengatakan, peringatan hari santri ini merupakan salah satu usaha menghidupkan kembali sejarah perjuangan membela agama Islam dan negara Indonesia. “Mudah-mudahan hari santri ini ada kesambungan hati dan bisa menjadi ikhtiar kita untuk mengobarkan api sejarah tentang pentingnya membela agama dan bangsa di hadapan bangsa-bangsa lain,” ujar Ketua PW NU Jawa Timur tersebut.
Sepulang dari Pesantren Zaha Genggong, rombongan Laskar Kirab ini dijadwalkan melanjutkan perjalanannya ke Pasuruan dan Malang. Mereka dijadwalkan sampai di Jakarta, Sabtu (22/10/2016). “Rombongan akan berakhir di PBNU, Jakarta,” ujar Pengasuh Pesantren Zaha Genggong, Non dr. Moh. Haris yang juga menjadi panitia acara ini. (mfd)
