GENGGONG – Apel pagi di SMAU Haf-Sa BPPT Genggong Selasa (3/5/16). dihadiri dua tamu istimewa. Yakni Kasi Olahraga dan Kesenian pada Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Probolinggo, A’at Kardono, SH,. M. Si, dan Kasi Datun Kejaksaan Negeri (Kejari) Kraksaan Sidharta Pratiga Reviendra Putera, SH,. MH.
Dua pejabat ini datang untuk memberikan penyuluhan kepada para siswa mengenai kesadaran hukum di kalangan remaja setelah apel pagi di gedung Cantik.com. Pondok Hafsawaty putri. Apel yang dimulai pada pukul 07.20 wib itu diikuti para siswa kelas X dan kelas XI. Segenap dewan asatidz-asatidzah juga mengikuti apel tersebut.
Kasi Olahraga dan Kesenian Dispendik A’at Kardono mengatakan, penyuluhan kesadaran hukum ini cukup penting disampaikan kepada kalangan pelajar. “Tujuannya agar para pelajar mengenal hukum, sadar hukum, serta taat hukum,” terangnya.
Menurutnya, penyuluhan tidak hanya disampaikan melalui tatap muka antara Dispendik dan Kejari di sekolah-sekolah. Namun akan ditindaklanjuti dengan kegiatan lomba kesadaran hukum. “Akan ada 15 delegasi dari sekolah pilihan se-Kabupaten Probolinggo,” ungkap A’at.
Dari belasan delegasi tersebut, hanya akan ada 2 peserta terbaik saja yang berhak dinobatkan sebagai duta siswa-siswi sadar hukum di sekolah tersebut. “Dua peserta yang mendapatkan selempang, dialah yang terpilih sebagai delegasi sekolah tersebut untuk mengikuti lomba sadar hukum,” terangnya.
Ada beberapa jenis lomba yang akan diikuti para peserta tersebut. Di antaranya lomba cerdas cermat, presentasi, serta sejumlah game menarik. Kegiatan lomba tersebut dijadwalkan sebelum puasa, atau setelah lebaran jika waktunya tidak memungkinkan. “Jurinya dari kejaksaan dan kepolisian,” kata A’at.
Sementara itu, Kasi Datun Kejari Kraksaan, Sidharta Pratiga Reviendra Putera, SH,. MH, bertindak sebagai pembina apel. Dalam sambutannya, Sidharta banyak menyinggung peringatan Hari Pendidikan Nasional yang dirayakan pada 1 Mei, sehari sebelum apel kemarin. Sidharta menekankan arti penting penguatan pembangunan karakter pada anak didik di tengah bobroknya moral generasi bangsa.
“Pada zaman saya dulu, di sekolah ada pendidikan budi pekerti dan PMP (Pendidikan Moral Pancasila). Sekarang tidak ada. Padahal tantangan (bangsa ini) semakin berat,” terang Sidharta.
Menurutnya, saat ini semakin banyak tontonan televisi yang tak mencerminkan moral bangsa. Ia lantas menyebut sebuah judul sinetron remaja yang sedang menjadi tren saat ini. “Sinetron Anak Jalanan itu tidak cool (keren). Yang cool itu berkendara lengkap, pakai helm, surat-surat motornya lengkap,” kata Sidharta.
Oleh karenanya, peran aktif guru dalam membimbing dan mengarahkan pelajar sangat dibutuhkan. Sehingga para pelajar mampu mengembangkan karakter yang sarat budi pekerti. “Guru harus menjadi teladan yang baik bagi peserta didiknya,” tegas Sidharta. (mfd)