Hujan Tak Halangi Pecinta Rasul

Tidak ada komentar Share:
TETAP KHUSUK: K.H. Moh. Hasan Naufal (pegang mik) memimpin pembacaan shalawat dalam Pengajian dan Gema Shalawat di Dusun kentrung, Desa Ketompen, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo, Rabu (22/11/2017)

GENGGONG– Derasnya guyuran hujan tak membuat ratusan jamaan Majlis Ta’lim wal Maulid Raudhatul Ulum (TaMRU) Pesantren Zainul Hasan Genggong, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo, keder. Rabu (22/11/2017), pukul 19.30 WIB, mereka tetap khusuk bershalawat meski harus melawan dinginnya malam di tengah guyuran hujan.

Pengajian dan Gema Shalawat, itu digelar di kediaman salah satu alumni Pesantren Zainul Hasan Genggong, Maksum, di Dusun kentrung, Desa Ketompen, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo. “Semoga hujan ini menjadi hujan berkah, bukan hujan adzab,” ujar Pengasuh Majlis TaMRU K.H. Moh. Hasan Naufal, saat membuka acara.

Sekitar 2,5 jam Nun Boy -sapaan akrab KH. Moh. Hasan Naufal bersama Nun Hasan Habibi Fillah (Nun Alba) memandu bermacam bacaan shalawat. Sambil kehujanan bersama jamaah, kedua Pengasuh Pesantren Zainul Hasan Genggong, itu tetap khusuk bershalawat diiringi tim hadrah Al-Hasanain Pesantren Zainul Hasan Genggong.

Meski disiapkan pangung dengan tenda yang cukup kuat menahan derasnya hujan, Nun Boy dan Nun Alba memilih turun dari panggung dan keluar dari tenda. Putra K.H. Hasan Saifourridzall ini memilih bershalawat di depan panggung bersama ratusan jamaah yang juga kehujanan. Suaranya yang khas membuat para jamaah benar-benar larut dalam gema shalawat.

Dalam kesempatan itu, Nun Boy juga mengajak para jamaah hadir dalam acara Genggong Bershalawat di Lapangan P5 Pesantren Zainul Hasan Genggong, Senin (27/11/2017). Beliau juga meminta jamaah pengguna sosial media memviralkan acara yang akan dihadiri banyak ulama dan habaib itu. “Kalau tidak ada halangan dimohon hadir ke Lapangan P5 Genggong dan tolong juga viralkan di WA (WhatApp), Telegram, Faceebook, dan sosmed lainnya,” ujarnya.

Sedangkan, Habib Abdurrahman Ba’alawi dalam pidatonya banyak menjelaskan tentang keutamaan mencintai Nabi Muhammad SAW. Salah satunya dengan merayakan Maulid Nabi. Beliau mencontohkan kecintaan K.H. Moh. Hasan Genggong pada Nabi Muhammad SAW.

Menurutnya, karena kecintaan Kiai Hasan pada Rasulullah, hingga kini peziarah ke makam Kiai Hasan tidak pernah surut. “Meski Kiai Hasan sudah tiada sekitar 45 tahun yang lalu, tapi hingga kini tamunya terus berdatangan. Terutama pada malam Jumat Legi,” ujar Habib asal Kecamatan Kraksaan ini.

Beliau juga menyinggung soal ujaran-ujaran yang beredar di sosial media yang mempertanyakan dan menganggap hal sia-sia bagi umat Islam yang memeriahkan Maulid Nabi Muhammad SAW secara besar-besaran. Beliau mengutip sebuah keterangan dari salah satu ulama yang menjelaskan, seorang yang menyediakan makanan, mengumpulkan teman, memakai wewangian, celak, menyalakan lampu, dan memakai baju baru untuk memeriahkan Maulid Nabi, maka kelak akan dikumpulkan pada barisan terdepan bersama Rasulullah SAW.

Dengan gaya santai disertai humor, membuat para jamaah betah hingga tak terasa jam menunjukkan pukul 23.30 WIB. Diakhir pidatonya, Habib Abdurahman berpesan, agar para jamaah tak lepas dengan bacaan shalawat. “Perbanyaklah membaca shalawat, karena dipastikan diterima meski tidak paham artinya, bahkan tidak ikhlas,” ujarnya. (mfd)

Rate this post
Previous Article

Rayakan HGN, OSIS SMAU Semir Sepatu Guru

Next Article

Sambut Maulid, MTs Zaha Gelar Shalawatan

Artikel Lainnya

Tinggalkan Balasan