
Genggong- Usai mengikuti beberapa rangkaian kegiatan akhir santri kelas IX, Sabtu kemarin (13/5) santri kelas IX Madrasah Tsanawiyah Zainul Hasan (MTs. Zaha) Genggong kecamatan Pajarakan kabupaten Probolinggo mengikuti kegiatan pamungkas, yakni bersholawat bersama. Acara dengan tajuk “Kebersamaan Hakiki dalam Lantunan Surgawi” berlangsung meriah.
Rasa lelah usai mengikuti berbagai ujian akhir dan kegiatan Haflatul Imtihan Pesantren Zainul Hasan Genggong rupanya tak menyurutkan semangat para santri dalam mengikuti acara MTs. Zaha Bersholawat ini. Bertempat di GOR Damanhuri Romly, para santri berkumpul rapi dengan seragam khasnya dan berbaur dengan para asatidz dan asatidzah yang saat itu berbusana serba putih.
Sebelum bersholawat dimulai, acara diawali dengan pembukaan dan pembacaan ayat-ayat Al-Qur’an yang dibawakan oleh M. Bagus Fajariyanto, santri kelas IX D. Lalu dilanjutkan penampilan puisi dan penyampaian pesan kesan dari perwakilan santri kelas IX. Pesan kesan yang disampaikan oleh Jinani Firdausi As’ad mengaduk perasaan para asatidz dan para santri yang hadir. Penyampaian yang tenang dan menjiwai pidatonya membuat yang hadir tak kuasa meneteskan air mata. “Terima kasih ustadz/ustadzah atas jasa panjenengan. Kami dulu bukan apa-apa. Kami dulu hanya angka nol. Sekarang kami bisa mengetahui cara untuk menatapi kehidupan ini. Tolong jangan lupakan kami dalam sujud dan do’a panjenengan. Tariklah tangan kami jikalau nanti kaki kami tergelincir di neraka-Nya.” Ujarnya.
Acara dilanjutkan dengan pemberian santunan kepada tiga puluh anak yatim dan fuqoro’ oleh kepala MTs Zaha Genggong, Abuya KH. Moh. Hasan Naufal. Seperti biasa, santunan ini merupakan hasil dari hasil shodaqoh para santri dan asatidz setiap hari Kamis. Usai santunan, acara diteruskan dengan sambutan sekaligus mau’idhoh hasanah yang disampaikan langsung oleh kepala madrasah.
Abuya (sapaan akrab beliau) menyampaikan bahwa perpisahan ini hanyalah sementara, bukanlah untuk seterusnya. Dalam sambutannya beliau juga berpesan untuk menjadi santri yang tidak pernah berhenti dari Pesantren Zainul Hasan Genggong. “Jangan pernah berhenti dari Genggong. Sebab jika kalian berhenti dari pesantren ini maka sanad keilmuan kalian akan terputus dari Al-Marhum Kiai Hasan Sepuh Genggong. Jadi sekalipun kalian melanjutkan pendidikan di luar sana, niatkan untuk pindah sementara dan suatu saat kembali untuk mengabdi supaya kita tetap diakui sebagai santrinya (Kiai Sepuh, red). Sambungkan selalu hati kalian dengan Genggong. Karena Genggong itu istimewa nak, pernah ada wali berkata bahwa barokah Genggong ini jika diberikan pada tujuh turunan, maka tidak akan habis”, pesan beliau kepada para santri.
Beliau juga mengingatkan para santri untuk menyudahi pelanggaran yang pernah dilakukan di MTs. Zaha. “Sekecil apapun pelanggaran yang pernah kalian lakukan, jangan pernah kalian ulangi lagi di jenjang pendidikan selanjutnya. Jadilah santri yang selalu taat pada peraturan”, dawuh beliau.
Usai memberikan sambutan, kepala madrasah juga langsung memimpin pembacaan maulid nabi yang diiringi dengan hadroh munsyiduna MTs. Zaha. Semangat santri dalam mengikuti lantunan sholawat semakin tampak. Suara lantang mereka tunjukkan mengikuti irama sholawat yang dibawa dengan gerakan tangan ke atas. Kegiatan ini ditutup dengan doa dan semua santri bersalaman dengan para asatidz MTs. Zaha. (Tgh/Fin)
Sumber : http://www.mtszaha1.sch.id