GENGGONG- Dalam rangka menyambut Hari Pahlawan yang jatuh setiap 10 November, OSIS SMA Unggulan (SMAU) Haf-Sa Zainul Hasan BPPT Genggong, menggelar Diklat Jurnalistik Dasar. Sabtu (03/11/2018), pukul 09.00 WIB, kegiatan bertema Membangun Semangat Perjuangan Lewat Tulisan, itu dihelat di Lantai II Gedung Cantiq.com SMAU.
Kegiatan ini diikuti seluruh anggota OSIS yang berjumlah 32 santri. Kepala SMAU Ustadz M. Inzah, M.Pd.I., berharap seluruh peserta mengikuti kegiatan ini sampai selesai. Serta, nantinya muncul jurnalis-jurnalis remaja dari SMAU yang siap mewarnai dunia jurnalistik. “Harapannya peserta mampu menjadi penulis-penulis handal nantinya,” ujarnya.
Inzah mengaku tertarik pada ayat Alquran yang dibaca salah satu santri saat pembukaan acara. Menurutnya, surat Al Alaq yang dibacakan santri itu memiliki makna semangat membaca dan menulis yang tertuang dalam kata “iqro” dan “allama bil qolam.” “Perlu membumikan budaya membaca dan menulis, salah satunya dengan diklat jurnalistik ini,” ujarnya.
Pembina OSIS SMAU Abdul Mufid, S.Pd.I., mengatakan, kegiatan ini merupakan agenda tahunan OSIS SMAU. Pada kali ini, digelar sekaligus menyambut Hari Pahlawan. “Kalau zaman dulu para pahlawan kita berjuang dengan pucuk senjata, kalau sekarang berjuang dengan pucuk pena untuk kecerdasan bangsa Indonesia,” ujarnya.
Mufid mengatakan, dari kegiatan ini diharapkan ada santri, khususnya anggota OSIS yang mampu menuangkan ide-ide cerdasnya dalam bentuk tulisan. Apalagi, SMAU punya sejumlah media untuk terus dihidupkan. “Kami harap mereka, kaum milenial ini bisa menungakan idenya, baik di buletin maupun di majalah sekolah,” ujarnya.
Peserta tampak serius menyimak materi tentang cara menulis Straight News yang disampaikan pemateri pertama dari koran harian Jawa Pos Radar Bromo, Rudianto. Redaktur Jawa Pos Radar Bromo tersebut menyemangati santri untuk bisa menulis dengan memutarkan video yang menggambarkan sejumlah anak-anak yang sedang belajar berenang.
“Intinya kalian harus berani mencoba untuk menulis. Kalau cuma brlajar teori, tanpa praktik, tidak mungkin bisa untuk menulis. Dalam menulis, teori tanpa praktik nihil. Sama dengan belajar berenang, seberapa banyak buku teori yang kita baca, tapi tanpa nyebur ke kolam renang, kita tidak akan pernah bisa berenang,” ujarnya.
Karenanya, narasumber pertama ini meminta setiap peserta membawa laptop. Sebab, usai memberikan sedikit teori, Rudianto mengajak setiap peserta mempraktikkan membuat berita. Sekitar setengah jam, 32 santri itu selesai dengan tugasnya. “Dilihat dari hasil tulisnya, sebetulnya banyak yang sudah bisa. Namun, mereka kurang pede saja untuk melakukannya. Juga, perlu terus dibimbing agar kemampuannya makin terpupuk,” ujarnya usai acara.
Usai mendapatkan materi pertama, puluhan santri ini mendapatkan materi tentang cara penulisan Depht News. Materi ini diberikan oleh Pemred Majalah Genggong Musta’in Abdullah. “Sebetulnya, menulis itu mudah asal ada kemauan. Tak kalah pentingnya, rasa pede dari penulis itu sendiri untuk menggali berita dari sumbernya dan menuliskannya. Karena, kadang masih ada yang kurang berani untuk bertemu narasumber,” ujar Musta’in. (mfd)