GENGGONG – Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong di Desa Karangbong, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Timur, kedatangan tamu istimewa pada Minggu, 29 Oktober 2017. Tamu itu adalah
Prof. H. Mohammad Nasir, Ph.D.Ak, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Republik Indonesia.
Nasir hadir didampingi oleh segenap staf kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Beliau tiba di Pesantren Zainul Hasan Genggong pukul 07.30. Kedatangan rombongan menteri disambut oleh para pengasuh Pesantren K.H. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah, SH.MM. K.H. Moh. Hasan Naufal, Kepala Biro Pendidikan Dr. Abdul Aziz Wahab, M.Ag, dan segenap pimpinan Perguruan Tinggi Pesantren Zainul Hasan Genggong antara lain, Institut Keislaman Zainul Hasan (INZAH), Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Zainul Hasan (STIH), Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Hafshawaty.
K.H. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah mengungkapkan, Pesantren Zainul Hasan Genggong kedatangan tamu kehormatan yang menjadi kebanggan masyarakat Indonesia, khususnya dunia peeguruan tinggi.
“Kami doakan mudah-mudahan Pak Menteri panjang umur, sehat wal afiat tambah barokah hidupnya, tambah barokah karirnya,” tutur Kiai Mutawakkil yang disambut ucapan amin oleh segenap yang hadir.
Ketua Yayasan Pesantren Zainul Hasan Genggong ini berharap kunjungan hari ini bisa dilanjuti dengan kunjungan selanjutnya. “Semoga bisa bertatap muka dengan semua mahasiswa yang ada di perguruan tinggi milik Pesantren Zainul Hasan Genggong,” harap Kiai Mutawakkil.
Sementara itu, Prof. H. Mohammad Nasir, Ph.D.Ak. menyampaikan terima kasih kepada kiai Mutawakkil dan para pengasuh lainya yang telah menerimanya untuk bersilaturrahim. Nasir mengaku ia hadir sebagai pribadi yang berniat menjadi santri.
“Saya hadir di sini niat sowan dan bisa nyantri sebentar kepada Almukarrom Kiai Mutawakkil Alallah,” kata menteri yang hafal nadlam Alfiah 1000 bait ini.
Dalam kesempatan tersebut, Nasir berharap untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia. Khususnya kaum santri di berbagai aspek. “Santri harus menguasai Ilmu pengetahuan,” ujarnya.
Selain itu, Nasir mendorong Kiai Mutawakkil untuk terus mengembangkan pendidikan yang ada di Pesantren Zainul Hasan Genggong. Nasir menilai Genggong berpeluang memiliki Univeraitas.
Apalagi, Genggong sudah memiliki 3 pendidikan tinggi. Yakni Institut Ilmu Keislaman, Sekolah Tinggi Ilmu Hukum, dan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan. Nasir mengungkapkan 3 perguruan tinggi ini bisa digabung menjadi satu universitas.
“Semoga di pesantren ini bisa berdiri Universitas yang menaungi para santri Pesantren Zainul Hasan maupun santri-santri yang ada di sekitarnya. Perguruan tinggi ini nantinya akan menjadi rujukan untuk menghindari masalah radikalisme,” terang pria kelahiran Ngawi, 27 Juni 1960 ini. (dra)