
GENGGONG – Ribuan jamaah dari berbagai daerah memadati halaman Pesantren Zainul Hasan Genggong, Minggu (9/3) malam, dalam malam puncak Lailatul Qiro’ah sekaligus Haul Almarhumah Al Arifah Billah Nyai Hj. Himami Hafshawaty. Suasana penuh khidmat terasa sejak selepas salat isya, ketika lantunan ayat suci Al-Qur’an menggema dari panggung utama.
Sejumlah qori nasional dan internasional turut menghidupkan acara ini, di antaranya H. Abdullah Fikri asal Jawa Barat, Ustadz Mahfudz Aziz dari Lumajang, dan Lailatul Mubarokah asal Gresik. Tak hanya itu, tausiah penuh hikmah dari KH. Imam Hambali, mubalig asal Surabaya, semakin menambah keberkahan momen sakral ini.
Haul Nyai Hj. Himami Hafshawaty: Mengenang Sosok Pendidik Penuh Kasih
Haul ini menjadi pengingat akan sosok Nyai Hj. Himami Hafsawati, figur yang dihormati atas dedikasinya dalam dunia dakwah dan pendidikan Islam. Bahkan dilansir dari situs berita Times Indonesia, Nyai Hafsa pernah menegur santri putri yang bernyanyi lantang pada malam hari. Alih-alih menegurnya dengan keras, Nyai Hafsah justru mengirimkan kulak pisang kepada santri putri tersebut melalui seorang abdi dalem.
“Beliau penuh kasih sayang, tak kenal lelah membimbing santri agar menjadi pribadi yang berakhlak dan berilmu,” ujar Muhammad Luthfi, salah satu alumnus.

Gus Haris Tekankan Pentingnya Menjaga Tradisi Islam
Bupati Probolinggo, dr. Gus Haris, yang juga bagian dari keluarga besar PZH Genggong, hadir dalam acara ini dan menyampaikan pesan penting.
“Semoga kita selalu dalam keberkahan dan terus menjaga warisan budaya Islam agar tidak punah,” tuturnya di hadapan ribuan jamaah.
Beliau juga mengapresiasi lomba musik patrol yang menjadi bagian dari tradisi pesantren sejak era KH. Muhammad Hasan Hafidzul Ahkam (Nun Atong).
“Patrol bukan sekadar hiburan, tapi juga sarana dakwah dan kebersamaan. Ini harus terus kita lestarikan,” imbuhnya.

Komitmen Pemerintah dalam Pendidikan Agama
Selain itu, Gus Haris menegaskan dukungan pemerintah dalam memperkuat pendidikan agama di Probolinggo.
“Kami ingin setiap anak memiliki bekal ilmu agama yang kuat. Pendidikan baca tulis Al-Qur’an akan menjadi kurikulum wajib,” tegasnya.
Acara yang sarat dengan makna ini ditutup dengan doa bersama, memohon keberkahan dan kemajuan bagi masyarakat Probolinggo. Dari Genggong, gema ayat suci membahana, meresap ke dalam hati, mengingatkan kebesaran-Nya. (Jhon/Kak)