GENGGONG – Haul almarhum K.H. Muhammad Zainal Arifin bin Junaidi mengundang perhatian kaum muslimin. Senin malam (12/11/2018), ribuan jamaah memenuhi halaman SD Zainul Hasan Genggong, Kecamatan Pajarakan, yang menjadi lokasi haul.
Dalam haul ke-5 ini sekaligus digelar Maulid Nabi Muhammad SAW. Haul suami Pengasuh Pesantren Zainul Hasan Genggong, Nyai Hj. Tutik Hidayati ini juga dimeriahkan dengan Majlis Al-Khoir Wal Barokah Genggong asuhan K.H. Moh. Hasan Maulana.
Banyaknya jamaah yang terus berdatangan membuat panitia sedikit kewalahan mengatur tempat duduk mereka. Tak sedikit jamaah yang rela berdiri di depan pintu gerbang SD untuk mengikuti lantuan sholawat.
Meski tak bisa menyaksikan langsung acara karena terhalang pagar sekolah, namun jamaah masih bisa menyaksikan melalui sejumlah layar yang disiapkan panitia. “Jamaahnya banyak banget, untung masih ada layar. Jadi kami masih bisa melihat acara di dalam, meski hanya melalui layar,” ujar salah seorang alumnus Pesantren Zainul Hasan Genggong asal Desa Karangpranti, Kecamatan Pajarakan, Ahmad Taufiq.
Meski harus duduk di bahu jalan raya, namun para jamaah tak mengendorkan kekhusyuannya mengikuti acara. Tampak ribuan jamaah menggerakkan kepalanya ke kanan-kiri sesuai irama bacaan shalawat yang dibawakan Majlis Al-Khoir.
Menantu almarhum K.H. Muhammad Zainal Arifin, Gus Achmad Syamsul Askandar, S.H., M.H., dalam sambutannya mengaku banyak berteri maksih kepada semua pihak yang ikut membantu mensukseskan acara ini. “Mohon maaf pada jamaah yang di luar yang tidak kebagian tempat di dalam,” ujarnya.
Sedangkan, Habib Abdul Qodir bin Zaid Ba’abud, dari Desa Seboro, Kecamatan Krejengan, dalam ceramahnya banyak bercerita tentang orang-orang shalih dalam berdakwah. Menurutnya, menjadi keturunan wali sangat berat karena harus melanjutkan perjuangannya. “Keturunan ulama harus melanjutkan perjuangan embah buyut-nya,” ujarnya.
Beliau berpesan kepada para orang tua agar mengawasi anak-anaknya, meski termasuk hadir ke majlis sholawat. Karena, di zaman ini banyak muda-mudi yang pintar mengemas syahwat, bahkan dalam bentuk agamis. “Setan sangat cerdas dalam menipu umat manusia,” ujarnya.
Habib Abdul Qodir juga mengimbau jamaah memurnikan niatnya dalam melakukan sesuatu, termasuk saat hadir dalam majlis sholawat. Dengan begitu, para jamaah dapat memurnikan amalnya. “Kalau karena lillahi ta’ala, amal kita baik,” ujarnya. (fid)