1 Muharram, Saatnya Mempertajam Keilmuan - Pesantren Zainul Hasan
Kategori
Berita Terbaru

1 Muharram, Saatnya Mempertajam Keilmuan

KHUSUK: Ribuan santri khusuk mendengarkan tausiyah dari Nun Ahsan Habibifillah di Masjid Al-Barokah Pesantren Zainul Hasan Genggong.

GENGGONG– Malam Tahun Baru 1439 Hijriah disambut dengan suka cita oleh umat Islam di seluruh penjuru. Tak terkecuali di Pesantren Zainul Hasan Genggong, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo. Rabu (20/9/2017) malam, ribuan santri menggelar tasyakuran di Masjid Jami’ Al Barokah Genggong.

Dimulai pukul 20.15 WIB, ribuan santri itu mengawali acara dengan membaca shalawat Nabi bersama Jamiyyah Hadrah Madihin Al Hasan Asuhan K.H. Moh Hasan Naufal. Serta, mendapatkan siraman rohani dari Pengasuh Pesantren Zainul Hasan Genggong, Nun Ahsan Habibi Fillah. Seumlah asatid pesantren asuhan K.H. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah, ini juga terlihat hadir dalam acara yang berlangsung sampai pukul 21.45 WIB ini.

Dalam tausiyahnya, Nun Ahsan Habibi Fillah mengatakan, malam 1 Muharram atau 1 Syuro waktu yang tepat untuk mengasah keilmuan kita supaya lebih mujarab. Malam 1 Syuro juga biasa dimanfaatkan para dukun untuk mandi dengan air tujuh sungai yang berbeda-beda dicampur tujuh macam bunga. Tujuh macam air, diyakini akan menjaga kejadugan mereka dan mempertajam keilmuannya. “Kita selaku santri juga dianjurkan mengamalkan semua keilmuan yang kita miliki,” ujarnya.

Menurutnya, beruntung jika para santri istiqomah membaca doa akhir dan awal tahun. Nun Alba juga meminta maaf tidak bisa mengimami membaca doa akhir dan awal tahun, karena harus menghadiri undangan dari masyarakat. Begitu juga dengan pengasuh yang lain. “Karena, ada udzur meos undangan. Maklum lagi laris, gelluh ra gelluh,” ujarnya sambil tersenyum.

Nun Alba kembali menegaskan, beruntunglah para santri bisa melaksanakan kegiatan-kegiatan islami, seperti perayaan malam tahun baru hijriah. Karena, memang semestinya selaku muslim lebih memeriahkan tahun baru hijriah dibanding tahun baru masehi. “Apalagi, jika kegiatannya (memperingati tahun baru masehi) banyak yang melanggar syariat Islam. Seperti, meniup terompet, pesta sabu-sabu, dan lain-lain. Padahal, masehi itu tahunnya orang non-Islam,” ujarnya.

Di akhir tausiyahnya, Nun Alba mengajak para santri untuk berbuat lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. “Marilah perbaiki diri kita kedepan, supaya lebih baik dari pada tahun-tahun sebelumnya. Semoga sedikit apa yang saya sampaikan ini bisa bermanfaat, barokah bagi kita semua. Aamiin,” ujarnya. (arz)

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Exit mobile version