Kasih Sayang Rasulullah Saw. kepada Orang yang Tidak Tahu

Tidak ada komentar Share:
kasih sayang
kasih sayang

Apa yang dilakukan orang paling sabar yang pernah Anda kenal saat seseorang membuang air kecil di dalam masjid? Memarahinya? Kemungkinan besar! Menegurnya dengan baik untuk tidak buang air kecil sembarangan?

Bisa jadi, tetapi kemungkinannya sangat kecil!

Hal ini pernah terjadi pada zaman Rasulullah Saw. Ketika itu, seorang Badui yang tidak tahu-menahu tentang hukum dan peradaban tiba-tiba datang dan langsung buang air kecil di dalam masjid.

Tindakan orang Badui itu tentu saja memancing reaksi para sahabat yang melihatnya. Sahabat Rasulullah menegur orang Badui itu dengan keras, meminta laki-laki itu menghentikan perbuatannya.

Tahukah Anda apa yang dilakukan oleh Rasulullah Saw.? Beliau adalah orang yang paling mencintai dan menghormati masjid. Marahkah beliau ketika melihat perbuatan orang Badui itu? Apakah beliau menyuruh para sahabat segera membawa orang Badui itu ke luar dari masjid?

Ternyata tidak. Dengan tenang Rasulullah Saw. bersabda, ”Biarkan dia.”

Mendengar sabda tersebut, sahabat-sahabat beliau pun membiarkan laki-laki Badui tersebut sampai selesai buang air kecil.

Ketika orang Badui itu telah menuntaskan hajatnya, barulah Rasulullah Saw. memanggilnya dan bersabda, “Sesungguhnya masjid ini tidak boleh terkena air kencing ataupun kotoran lainnya sedikit pun. Sesungguhnya ia digunakan untuk mengingat Allah, shalat, dan membaca Al-Quran.” Setelah itu, Rasulullah memerintahkan salah seorang sahabat untuk membawa seember air. Kemudian beliau menyiramkan air tersebut ke bekas kencing orang Badui tadi. (HR Bukhari Muslim)

Demi Allah, perhatikanlah wahai kaum muslim, betapa lembutnya perlakuan beliau kepada orang yang tidak mengetahui. Beliau tidak mengusir, tidak memarahi, juga tidak menegur dengan kata-kata yang keras. Beliau menegur secara baik-baik. Beliau pun memberikan penjelasan mengapa hal tersebut tidak diperbolehkan. Jadi, bukan sekadar melarang.

Subhanallah.

Betapa kita sering lupa mengikuti teladan beliau. Betapa kita sering menegur dengan keras dan melarang tanpa memberi penjelasan secara gamblang. Menyalahkan tanpa memberitahu letak kesalahan.

”Dan tiadalah Kami mengutus kamu melainkan sebagai rahmat bagi semesta alam.” (QS Al-Anbiyaa’ [21] : 107)

Sumber : Breaking News

3/5 - (2 votes)
Previous Article

Pahala Dan Keutamaan Shalat Berjamaah

Next Article

Keutamaan Sholat Dhuha

Artikel Lainnya

Tinggalkan Balasan