KH. Muammar Zainal Asyiki, qori’ senior ternama tanah air, yang sering kali mengharumkan nama bangsa sekaligus sering diundang ke luar negeri hadir dan mengunjungi PZH Genggong saat pegelaran Haul Almarhum Al Arifbillah KH. Hasan Saifourridzal ke-33, Senin (19/06/23). Kesempatan tersebut tidak disia-siakan oleh tim Kominfo PZH Genggong, Genggong Nusantara. Berikut hasil wawancara kami dengan beliau:
Pondok ini merupakan salah satu pondok tertua di Jawa Timur, Bagaimana kesan pertama kiai hadir di pondok tercinta ini?
Saya pertama kali masuk pondok ini bingung, pondoknya besar dan orang yang bersilaturahmi kesini banyak. Gang sini penuh, gang sana penuh, semua penjuru penuh dengan orang. Perkiraan, ada dua ribu orang yang hadir, belum termasuk santrinya. Kan, ada pesantren yang besar, tapi orang-orang tidak ramai. Jarang ada orang yang mau silaturahmi.
Dari seluruh pesantren yang pernah kiai kunjungi, kira-kira apa ada perbedaan yang mencolok antara pondok Genggong ini dengan pondok- pondok yang lain, kiai?
Pesantren Genggong ini luas dan besar. Santri-santrinya banyak serta kiainya banyak yang masih muda-muda, lincah-lincah. Itu yang hebat dari pondok ini.
Mohon maaf, kiai. Awal mula sebelum kiai kesini, apa yang terbersit oleh kiai ketika mendengar kata Genggong?
Kalo di daerahku, Genggong itu kalajengking. Jadi, Genggong itu serem. Tapi, karena kurang kurang lebih tiga kali kesini untuk mengaji, jadi tau apa itu Genggong.
Santri disini kan banyak, kiai. Apa ada sepatah pesan untuk mereka?
Al- Qur’an itu kan pokok dari seluruh ilmu yang ada. Dasar seluruh kitab yang ada itu Al-Qur’an. Kalo begitu, harus belajar Al-Qur’an dulu sebelum menjamah kitab yang lain. Al-Qur’annya harus fasih, harus bagus bacaannya. Kadang-kadang, kelemahan kita itu baca kitabnya bagus, tapi Al-Qur’an nya tidak fasih. Sedangkan dasar dari seluruh ilmu yang ada itu kan Al-Qur’an. Dan orang-orang tuh bisa ditentukan kalo bacaan solatnya ga bagus, siapa tau solatnya tidak sah nanti gimana? Nah, saya berpesan disamping memperdalam kitab yang begitu banyak, jangan lupa dasar yang paling pokok yaitu Al-Qur’an. Kalo bacaan Al-Qur’annya salah, maka berdosa. Selain itu, solatnya juga diragukan. Kalo Al-Qur’annya tidak benar kan solatnya tidak sah. Karena sebagian dari rukun solat itu kan baca Al-Qur’an dengan benar. Oleh karenanya, mudah-mudahan dasar dari ilmu yang ada itu telah dikuasai, dan ilmu yang lain pun juga dikuasai maka ilmunya itu jadi sempurna.
Lantas, apa harapan dan doa kiai untuk pesantren ini?
Mudah-mudahan pesantren ini abadi sampai kiamat, semakin tegak, semakin harum, semakin baik dan semakin kuat. Kiai, pengajar dan santrinya tetap kuat agar tidak tergoyahkan oleh kemajuan era yang semakin amburadul ini. (kak)