Didalam Polo'an, Ada Nilai Kebersamaan dan Kesetaraan - Pesantren Zainul Hasan

Didalam Polo’an, Ada Nilai Kebersamaan dan Kesetaraan

Tidak ada komentar Share:

GENGGONG – Usai pelaksanaan apel Hari Santri Nasional (HSN) 2019, Ribuan santri, guru dan keluarga besar Pengasuh Pesantren Zainul Hasan Genggong lanjut Polo’an Akbar pada Selasa (22/10/2019) di lapangan P-5. Polo’an yang dimaksud adalah makan bersama dengan duduk lesehan berjejer panjang. Tampak panitia menggelar puluhan plastik berukuran panjang sebagai tempat nasi dan lauk yang disajikan.

Kondisi perut yang mulai kroncongan bertemu dengan nasi jagung, ikan teri dipadu dengan terong bakar dan sambal pedas khas santri membuat selera makan kaum sarungan ini semakin tergoda. Terbukti tak membutuhkan waktu lama, menu yang disajikan langsung dilahap habis. Dikomandoi KH. Moh. Hasan Nauval ribuan santri membaca doa sebelum makan nasi polo’an.

Namun di balik nikmatnya makan bersama ala santri ini, sebenarnya banyak makna yang tersimpan. Seperti yang diakui KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah, ada nilai silaturrahim dan kebersamaan baik di antara sesama santri, maupun dengan pengasuh. “Tidak ada sekat di antara kita dengan tetap menjaga ahklaqul karimah,” jelasnya.

Kiai Mutawakkil mengatakan polo’an akbar ini tak lain sebagai rasa syukur dan ungkapan gembira dengan adanya Hari Santri Nasional. Menurut beliau polo’an adalah salah satu ciri khas santri di pesantren manapun di negeri ini. “Kalau ada pesantren yang tidak ada polo’annya, itu mungkin tergolong pesantren yang baru,” lanjutnya.

Kiai Mutawakkil menegaskan, pesantren yang tidak ada tradisi polo’annya, tidak memiliki karomah, haibah dan tidak memiliki ikatan kuat sebagai layaknya pesantren-pesantren salafiyah yang ada di Indonesia. “Rata-rata pondok besar manapun santrinya suka polo’an,” ungkapnya. (fid)

Rate this post
Previous Article

Atraksi Pendekar Genggong Bikin Bergidik

Next Article

Kiai Mutawakkil: Santri Harus Berinovasi untuk Kemajuan Indonesia

Artikel Lainnya

Tinggalkan Balasan