GENGGONG- Olimpiade dalam rangka Dies Natalis SMA Unggulan Haf-Sa Zainul Hasan BPPT Genggong istiqomah digelar tiap tahun. Tanggal 24/02/2019 adalah olimpiade ke-16 sejak sekolah ini berdiri pada tahun 2002. Seperti yang disampaikan Biro Pendidikan Pesantren Zainul Hasan Genggong, ustadz Dr. Abdul Aziz Wahab, M.Ag beliau menyampaikan usia sekolah SMAU sudah 16 tahun. Beliau berharap sekolah ini terus memberikan konstribusi nyata pada generasi bangsa.
Lebih lanjut, beliau mengatakan dalam perjalanannya, sekolah di bawah naungan Yayasan Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Genggong ini telah banyak meraih berbagai prestasi di tingkat kabupaten, provinsi dan nasional bahkan tingkat internasional. “Terbaru, SMA Unggulan menjadi yang terbaik ke 3 ajang internasional di Malaysia pada akhir 2018 pada lomba teknologi nterapan. Dan di awal 2019, juara 1 lomba sains di Thailand, ini luar biasa,” jelasnya.
Ust. Abdul Aziz juga mengatakan, olimpiade yang digelar ini merupakan ajang silaturrahmi, ketemu kompetisi siswa-siswi yang kemampuannya telah diasah di sekolah masing-masing, untuk mengukur dan membuktikan yang terbaik. “Dengan begini akan diketahui kelemahan dan kelebihan siswa yang kemudian akan dibenahi dan dipersiapkan pada kompetisi-kompetisi yang lebih,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala sekolah, ustadz M. Inzah, M.Pd.I dalam sambutannya mengaku terus berikhtiar yang terbaik untuk SMAU kedepan. Beliau mengaku banyak hal yang telah dilakukan salah sataunya membangun kerjasama dengan lembaga-lembaga terkait. Salah satunya, meningkatkan kerjasama dengan BPPT, PENS, PPNS dan Rumah Tahfidz. “Ini semua kami lakukan demi meningkatkan layanan terbaik untuk peserta didik dalam proses belajar di sekolah ini. Terakhir, kami kerjasama dengan Thailand untuk sister school,” akunya.Ustadz Inzah menegaskan, meski sekolah banyak meningkatkan kemampuan santri di bidang sains dan teknologi. Namun, bukan berarti lepas dalam bidanag pembinaan keagamaan. Salah satunya kerjasama dengan rumah tahfidz murapakan bukti, santri juga digalakkan di bidang alqur’an. “Akhlaq dan amaliyah kepesantrenan tetap menjadi skala preoritas, disamping sains dan teknologi. Harapannya, akan terlahir generasi santri yang qur’ani dan mahir teknologi,” tuturnya. [] Mfd