GENGGONG – Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo mewisuda 408 lulusan pada Kamis (25/10/2018) di gedung Islamic Centre Kraksaan. Mereka dikukuhkan oleh KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah, SH., M.M. selaku ketua yayasan Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Genggong.
Ratusan wisudawan itu berasal dari prodi Sarjana Keperawatan dengan 124 wisudawan dan D-III keperawatan sebanyak 42 wisudawan. Lalu prodi D-III kebidanan 16 wisudawan dan K-IV Kebidanan dengan 226 wisudawan.
Wisuda kali ini berbeda dengan tahun sebelumnya, sebab tahun ini merupakan wisuda kali pertama pendidikan tinggi ilmu kesehatan Hafshawaty Zainul Hasan menggunakan nama institusi STIKes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan. Hal ini dikarenakan tiga institusi sebelumnya, yakni Akademi Kebidanan, Akademi Keperawatan, dan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hafshawaty telah dimarger menjadi satu institusi pada awal 2 Februari 2018 lalu dengan SK nomor: 106/KPT/I/2018.
Pihak kampus memberikan penghargaan kepada wisudawan terbaik untuk masing-masing prodi. Diantaranya prodi sarjana keperawatan terbaik kesatu diraih oleh Syamsiah Chandrawati dengan IPK 3,78, terbaik kedua Fatimatuz Zahroh dengan IPK 3,77, lalu Istatutik Nabilah sebagai terbaik ketiga dengan IPK 3,77. Selanjutnya Cinta Olivia Audie dengan IPK 3,75 dinobatkan sebagai wisudawan terbaik prodi DIII Keperawatan, disusul Robiatul Fitriah dengan IPK 3,74 sebagai terbaik kedua dan Hillia Mahkawati IPK 3,70 sebagai terbaik ketika.
Sementara wisudawan terbaik prodi D-IV Kebidanan diraih oleh Choriyatus Salamah dengan IPK 3,90, Maidatul Afiya sebagai terbaik kedua dengan IPK 3,90, dan Agustiani Sri Hardini dengan IPK 3,81. Dan terakhir dari prodi D-III Kebidanan wisudawan terbaik dengan perolehan IPK 8,81 diraih oleh Nur Rochmatil Arofah, disusul oleh Fifin Fitriani dengan IPK 3,30 sebagai terbaik kedua dan Ika Rahma terbaik ketiga dengan IPK 3,26.
Ketua Yayasan Hafshawaty Zainul Hasan Genggong, K.H. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah dalam sambutannya mengungkapkan, Stikes Hafshawaty memiliki perbedaan dengan pendidikan tinggi yang lain. Menurutnya, Stikes Hafshawaty merupakan bagian dari gerakan aktif pesantren yang merupakan aset bangsa dan negara yang sudah ada sejak ratusan tahun.
“Pesantren bisa hidup dalam keragaman dan menjadi teladan dalam kehidupan keragaman. Pesantren juga selalu memberikan pelayanan dalam masyarakat. Mulai pusat rujukan agama, pendidikan, kesehatan bahkan ekonomi,” tuturnya.
Kepada wisudawan, kiai Mutawakkil berharap agar ilmu yang didapat selama mengemban ilmu di Stikes hafsawaty bisa memberikan manfaat bukan hanya untuk pribadi. Namun, juga berguna bagi masyarakat luas.
“Tentunya dalam memberikan manfaat juga harus berprestasi dan memiliki kompetensi agar cakupannya lebih luas. Kalian sudah punya satu tahap, yaitu kompetensi. Pesan saya perkokoh spiritualitas dan ideologi pesantren, termasuk jaga akhlak,” pesannya. (*)