Dua Putera Kiai Damanhuri Membuat Haru Jamaah

Tidak ada komentar Share:
CERAMAH: KH. Agus Ali Masyhuri saat memberikan ceramah agama pada haul almarhum KH. Damnhuri Romly, Selasa (6/3/2018).

GENGGONG– Lagu berjudul ”Ayah” karangan Rinto Harahap, yang dinyanyikan Gus dr. Moh. Haris, M.Kes, putra pertama almarhum KH. M. Damanhuri Romly seusai pembacaan manaqib almarhum Gus Mo -sapaan KH. M. Damanhuri Romly- di masa hidupnya, membuat haru ribuan jamaah. Para jamaah larut dalam lantunan lagu yang dinyanyikan putera sulung almarhum yang sedang dihauli pada Selasa, (06/03/2018) pukul 19:30 WIB di Halaman P-5 Pesantren Zainul Hasan Genggong.

Sebelumnya, Gus Lukman Hasanal Bulqiyah, putera bungsu pasangan almarhum KH. M. Damanhuri Romly-Nyai Hj. Diana Susilowati Saifouridzall membacakan manaqib mendiang ayahandanya. Dalam manaqibnya disebutkan, beliau adalah sosok yang penyabar, lembut, rendah hati, pemaaf dan mudah bergaul dengan masyarakat tanpa memandang status sosial.

Semasa hidupnya, beliau banyak mengabdi pada pesantren Zainul Hasan Genggong. Tercatat pernah menjadi sekretaris yayasan Pesantren Zainul Hasan, kepala MA ZAHA, ketua STIH ZAHA. Bahkan beliau juga pernah menjadi ketua Jam’iyah Thoriqoh Al-Mu’tabaroh Indonesia. Beliau wafat pada usia 56 tahun. Kini namanya diabadikan sebagai nama Pondok Damanhuri Romly. “Semua kehilangan atas kepergiannya, semoga beliau selalu mendapatkan syafa’atnya,” pungkas Gus Bos -sapaan karib Gus Lukman Hasanal Bulqiyah- dalam pembacaan manaqib ayahandanya.

RAMAI: Ribuan jamaah khusuk mendengarkan ceramah agama dari KH Agus Ali Masyhuri.

Sementara itu dalam ceramahnya, Habib Abdurrahman Ba’ali, berpesan agar para jamaah selalu mencintai para pewaris nabi, yang kini semakin berkurang karena banyak yang meninggal dunia. Menurut beliau para ulama ini penerang bagi umat. “Cinta ulama, maka kelak akan dikumpulkan bersamanya,” jelasnya.

KH. Agus Ali Masyhuri, pengasuh pesantren Progres Bumi Sholawat, Tulangan, Sidoarjo mengingatkan para jamaah agar meningkatkan ibadah. Menurutnya, umur manusia yang sebenarnya adalah yang dihabiskan untuk Allah. Kiai asal Sidoarjo ini meminta agar hadirin membiasakan sedikit bicara, makan dan tidur, perbanyaklah berdzikir. “Jangan percaya, orang yang suka melakukan tiga hal tersebut (banyak bicara, makan dan tidur) punya karya ilmiah,” tegasnya.

Lanjut gus Ali, orang yang hidupnya untuk orang lain, pasti akan melelahkan. Tapi dia hidup menjadi orang besar, matipun menjadi orang besar. Sebaliknya, orang yang di masa hidupnya keramat, setelah meninggal keramatnya langsung hilang, itu pertanda ahli pembohong, “Butuh keikhlasan dalam beramal, karena ikhlas hati ibarat tanah yang subur yang mudah ditanam kebaikan,” ungkapnya.

Dalam acara haul kali ini tidak hanya dihadiri oleh masyarat biasa, tapi juga pejabat negara dan para komunitas. Tampak hadir kapolres Probolinggo, AKBP Fadli Samad, S.H,.SIk,. M.Si, Wakil Gubernur Jatim, Drs. H. Saifullah Yusuf, H. Abdul Malik Haramain, S.Sos, M.Si, wakil bupati Probolinggo,Timbul Prihantoko, dan KH. Muzayyan Badri. Hadir juga, perwakilan komunitas pecinta shalawat, komunitas sepeda ontel, komunitas vespa, dan komunitas moge. (mfd/lie)

3/5 - (3 votes)
Previous Article

Santri SMAU Haf-Sa Kembali Berjaya di Ajang MFQ

Next Article

Galeri Foto Haul Akbar KH Damanhuri Romly

Artikel Lainnya

Tinggalkan Balasan