GENGGONG– Proses perekrutan calon duta Biro Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Pesantren Zainul Hasan Genggong, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo, dimulai. Jumat (25/8/207), biro yang dikepalai Nun Hassan Ahsan Malik, itu mulai mengadakan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Jurnalistik bagi para calon Duta Kominfo.
Diklat kali pertama itu, diikuti oleh 32 santri putra dan putri perwakilan dari SMP, MTs, SMA, dan MA Zainul Hasan Genggong. Dalam diklat itu, Biro Kominfo menghadirkan dua narasumber. Masing-masing Pemred Koran Pantura, Abdur Rohim Mawardi dan Rudianto, dari Biro Kominfo Pesantren Zainul Hasan Genggong.
Selain dua narasumber ini, Nun Hassan Ahsan Malik, juga turun langsung ikut memotivasi para peserta. Termasuk, menjelaskan secara detail tentang peran dan fungsi Biro Kominfo. Serta, tujuan dari adanya diklat dan perekrutan Duta Kominfo.
Putra Pengasuh Pesantren Zainul Hasan Genggong K.H. Moh. Hasan Saiful Islam yang akrab dipanggil Nun Alex itu, juga bercerita tentang lahirnya Biro Kominfo. Menurutnya, Biro Kominfo lahir pada 2013 dan dikukuhkan langsung oleh Pengasuh Pesantren Zainul Hasan Genggong, K.H. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah.
Dalam perjalanannya, Biro Kominfo telah mendirikan website Pesantren Zainul Hasan Genggong serta mengelola semua akun media sosial (medsos) milik Pesantren Zainul Hasan. Di samping itu, juga mengambil alih pengelolaan Radio Suara Genggong yang semula hanya dikelola apa adanya oleh Biro Keamanan Pesantren Zainul Hasan. Terbaru, Biro Kominfo juga mengambil alih pengelolaan Majalah Genggong dari DPP Tanaszaha Genggong.
Nun Alex mengatakan, Duta Kominfo ini nantinya akan dibentuk di setiap lembaga di bawah nauangan Pesantren Zainul Hasan. Sehingga, mereka akan menjadi kepanjangan tangan Biro Kominfo di setiap lembaga masing-masing. Karenanya, digelarlah diklat untuk membekali dan menjaring mereka untuk menjadi Duta Kominfo. “Nanti kalian yang akan membuat berita tentang lembaga kalian dan akan dipublikasikan di website pesantren,” ujarnya.
Tak lupa, Nun Alex juga memotivasi para peserta untuk terus rajin belajar. Termasuk, benar-benar menyimak apa yang disampaikan para narasumber. “Siapa tahu, ini menjadi jalan bagi kalian untuk menjadi penulis yang terkenal dan andal. Memang memulai sesuatu itu, harus dari yang ecek-ecek dulu, baru nanti yang istimewa,” ujarnya.
Dalam diklat sendiri, dua narasumber tersebut banyak menjelaskan tentang dasar-dasar jurnalistik. Termasuk, bagaimana menulis berita, apa itu ragam berita, nilai berita, cara menggali berita, sampai memilih angle serta membuat lead dan judul yang menarik.
Usai membekali peserta dengan teori, mereka juga mengajak peserta mempraktikkannya. Salah satunya, menuliskan berita tentang diklat yang mereka ikuti saat itu. Serta, membuat berita yang mereka peroleh melalui wawancara dengan sistem konferensi pers. Dalam praktik ini, Nun Alex bersedia menjadi sumber beritanya.
“Hasilnya lumayan bagi pemula. Bahkan, ada siswi MTs yang mampu menulis berita dengan angle yang menarik. Tapi, membuat lead masih kurang baik. Ada juga yang mampu membuat lead menarik, tapi penyusunannya terlalu singkat. Maklum, kami hanya memberi mereka waktu 15 menit untuk menyusun berita,” ujar Abdur Rohim Mawardi.
Sekadar diketahui, dari puluhan peserta ini nantinya akan dipilih masing-masing dua santri putra dan dua santri putri untuk setiap lembaga. Mereka akan ditugaskan sebagai pewarta dari lembaga di mana mereka menimba ilmu. Selain dari empat lembaga itu, Biro Kominfo juga masih akan menggelar kegiatan serupa untuk lembaga lain di bawah naungan Pesantren Zainul Hasan Genggong.
Jumat (7/9/2017), dijadwalkan diklat khusus calon duta kominfo dari SMA Unggulan, MA Model, dan SMK Zainul Hasan. Serta, akan dilanjutkan bagi para mahasiswa di Stikes Hafshawaty, Inzah, STIH. (*)
