HAUL KHM. DAMANHURI ROMLY, GUS ALI SERUKAN CINTA DAMAI - Pesantren Zainul Hasan

HAUL KHM. DAMANHURI ROMLY, GUS ALI SERUKAN CINTA DAMAI

Tidak ada komentar Share:
Ceramah Agama oleh Gus Ali Mashuri pada saat Haul alm. KHM. Damanhuri Romli tahun 2017
Ceramah Agama oleh Gus Ali Mashuri pada saat Haul alm. KHM. Damanhuri Romli tahun 2017

Genggong – Haul alm. KHM. Damanhuri Romly, Jum’at. (17/03/2017) malam di Pesantren Zainul Hasan Gengong di’banjiri’ jamaah. Sejak acara dimulai, para jemaah terus berdatangan dari berbagai daerah. Arel P5 yang menjadi tempat haul sampai tak muat menampung para jamaah. Hal ini terlihat banyaknya jamaah yang rela berdiri dan berdesak-desakan di gerbang utara P5 bahkan sampai di luar pagar.

Dalam acara haul ini tampak hadir sejumlah keluarga besar Pesantren Zainul Hasan, para habaib dan tamu undangan khusus. Dianataranya; Walik Gubernur Jawa Timur, KH. Saifullah Yusuf (Gus Ipul), anggota DPR RI, Wakil Ketua Komisi VIII, H. Abdul Malik Haramain, S.Sos, M.Si, Kapolres Probolinggo, AKBP Irman Asmara Syarifuddin, Komandan Kodim (Dandim) 0820/Probolinggo, Letkol Inf Hendhi Yustian, D.S., SIP, Syekh Amin bin Muhammad Al-Jailani, Lebanon, keturunan syekh Abdul Qodir Al-Jailani, KH. Ali Mushuri (Gus Ali), Pengasuh Pesantren Bumi Shalawat, Sidoarjo dan KH. Ishomuddin Ma’shum, pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum, Karangpandan, Pasuruan.

Gus Ipul mewakili shahibul bait dalam sabutannya mengatakan, acara haul merupakan majlis yang penuh bacaan dzikir dan sholawat untuk memastikan para jamaah terhubung pada ulama sampai pada rasulullah. Beliau berharap momentum haul ini menjadi media kerukunan umat, saling membantu dan mengingatkan sehingga kesatuan tidak hanya di dunia tapi juga di akhirat. “Jadi haul itu ya dzikir, ya sholawat sehingga doa kita dikabulkan oleh Allah, dan menjadi rombongan dunia akhirat,” ungkapnya.

Senada dengan Gus. Ipul, kiai Ishomuddin dalam ceramahnya banyak menceritakan kewalian syekh Abdul Qodir Al-Jailani yang sudah nampak sejak kecil. Menurut beliau syekh Abdul Qodir adalah sulthanul aulia’ (raja dari para wali) yang silsilah keilmuannya bersambung pada rasulullah. “Beliau-beliau yang dihauli ini adalah para mursyid yang belajar syahadah pada gurunya yang sambung pada syekh Abdul Qodir Al-Jailani,” akunya.

Sementara itu, kiai Ali mengatakan akan melanjutkan ceramahnya pada haul gus Mo -sapaan alm. KHM. Damanhuri Romly- dua tahun yang lalu, beliau menegaskan agar umat islam mempererat tali persaudaraan. “Janagn menghapus persaudaraan karena sebuah kesalahan, namun hapuslah kesalahan demi melanjutkan persaudaraan,” jelasnya.

Kiai asal Sidoarjo ini menambahkan, umat islam harus cinta damai sebagaimana yang diajarkan hadrotus syekh KH. Hasyim Asyari yang mengatakan, “cinta tanah air sebagian dari iman”.  Menurut beliau, bersedekah adalah alat untuk merekatkan umat. “Sedekah tak harus dengan materi, tapi (bisa berupa, red) kebaikan yang dilakukan meski seuntai senyuman,” akunya.

Beliau berpesan pada jamaah ajar selalu berfikir positif untuk menggapai sebuah kesuksesan, dan huznud dzon (berbaik sangka pada Allah). Kiai Ali mengatakan sebuah bangsa bisa diukur kemajuannya dengan kualitas pendidikan, minat baca, jumlah toko buku dan jumlah perpustakaan yang ada. “iqro’ (surat al-‘alaq 1-5, red) adalah ayat tentang revolusi pendidikan,” pungkasnya. (mfd)

5/5 - (1 vote)
Previous Article

Pramuka SMP Zaha 1 Raih Juara Umum LT-III

Next Article

Syiar Pesantren Lewat Pop Religi Assanda

Artikel Lainnya

Tinggalkan Balasan