SANTRI WUSTHO MELANJUTKAN KE YAMAN DAN MESIR - Pesantren Zainul Hasan
Kategori
Umum

SANTRI WUSTHO MELANJUTKAN KE YAMAN DAN MESIR

Rapat wali santri Pondok Pesantren Baitusshlihin
Rapat wali santri Pondok Pesantren Baitusshlihin

Genggong  –  Pasca libur panjang maulid nabi Muhammad SAW, santri Pondok Baitus Sholihin, Pesantren Zainul Hasan Genggong, desa Temenggungan, kecamatan Krejengan, kabupaten Probolinggo kembali ke pesantren. Kamis, (22/12/2016) guna melanjutkan studinya. Tampak wali santri dan santri memadati Pondok asuhan KH. Moh. Hasan Ainul Yaqin. Mereka tidak hanya mengantarkan putranya kembali ke pondok, tapi juga menghadiri undangan rapat dengan pengasuh.

Rapat wali santri ini digelar di aula madrasah Khalafiyah Syafi’iyah tingkat Wustho dan Pdf Ulya, pada pukul 13:00 WIB, guna membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan pondok dan madrasah. Tampak hadir kepala madrasah, Kiai Ahsan Qomaruz Zaman dan KH. Hasan Maulana serta dewan guru. Rapat ini diikuti Sekitar lima puluh wali santri dari seratus jumlah santri yang ada.

Dalam sambutannya, Non Aka, – sapaan sehari-hari Kiai Ahsan Qomaruz Zaman – menjelaskan kegiatan-kegiatan santri baik terkait ibadah dan belajar santri yang dilaksanakan di pondok tersebut, maupun yang dilaksanakan di pondok pusat seperti istighatsah, pengajian kitab pada KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah. “Semua santri diwajibkan ke astah kiai Sepuh oleh beliau (KH. Moh. Hasan Ainul Yaqin, red) tiap ba’da subuh, Insyallah ada keistimewaan di balik kegiatan ini,” aku Non Aka.

Selain itu, beliau juga menginformasikan bahwa ada dua belas santri kelas III Ulya (setara Madrasah Aliyah) yang akan diutus pada bulan ini untuk belajar mengajar di pondok-pondok milik alumni Pesantren Zainul Hasan Genggong yang berada di daerah Paiton dan Besuki. “Tiap pondok akan ditempati dua santri kita, selama empat bulan,” jelasnya.

Sementara itu, Non Diego -begitu masyarakat memanggil KH. Hasan Maulana- berharap dukungan wali santri untuk terus mendukung putranya tidak putus ‘di tengah jalan’ agar madrasah mampu mencetak santri yang kelak bermanfaat di masyarakat. “Kami berharap putra-putra bapak sukses dunia-akhirat sesuai harapan kiai Moh. Hasan,” harapnya.

Seusai sambutan, dibuka forum dialog yang dipandu oleh Ust. H. Muhammad. Ada beberapa wali santri yang mengusulkan banyak hal, untuk kemajuan madrasah dan pondok. Diantaranya: Masalah Syahriyah (iuran bulanan) yang digratiskan oleh pengasuh Pesantren Zainul Hasan. Banyak wali santri berharap menjadi donatur untuk madrasah, guna menunjang fasilitas belajar putra-putranya.

Di akhir dialog Ust. Muhammad berharap, wali santri yang berminat untuk melanjutkan putranya belajar di luar negeri, khususnya di Hadramaut, Yaman agar menyampaikan pada shahibul bait. “Ada empat alumni Madrasah Wustho yang melanjutkan ke Yaman, dan satu ke Al-Azhar, Mesir,” akunya. (Mfd)

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Exit mobile version