DAUROH ASWAJA INTERNASIONAL; MENJAGA KEUTUHAN AHLUSSUNNAH WALJAMAAH

Tidak ada komentar Share:
DAUROH ASWAJA INTERNASIONAL
DAUROH ASWAJA INTERNASIONAL
outbon ala ASWAJA
outbon ala ASWAJA

Mojokerto- Dauroh Aswaja tingkat internasional yang diselenggarakan pengurus Pusat Hawariy Ash Shofwah di PP. Riyadlul Jannah, Pacet, Rabu (14-16/10). mengusung tema “Mengedepankan Kebersamaan Sebagai Umat Yang Menjaga Keutuhan Ahlussunnah Waljamaah” yang dihadiri 250 peserta, diantaranya alumni Sayyid Muhammad bin Alawy Al-Maliky, Mekkah Al-Mukarromah, delegasi pesantren, lembaga pendidikan formal dan mahasiswa, termasuk delegasi Pesantren Zainul Hasan Genggong.

Kegiatan selama tiga hari ini diisi oleh beberapa nara sumber populer antara lain, KH. Mahfud Syaubari (pengasuh Pesantren Riyadlul Jannah, Pacet), Prof. Dr. Habib Abdullah Baharun (rektor Universitas Al-Ahqof, Yaman), Prof. Dr. KH. Imam Suprayogo (rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang), KH. Nashiruddin dan Habib Sholeh Al-Jufri.

Pengurus Ash Shafwah pusat, Kyai Kamal Mukhlis mewakili KH. Ihya Ulumuddin membuka acara, beliau menceritakan sedikit tentang pembentukan Ash Shofwah Al-Malikiyah yang didirikan pada tahun 2003, setahun sebelum wafat Sayyid Muhammad bin Alawy Al-Maliky di bulan Ramadhan.

Beliau juga mengupas biografi gurunya, Sayyid Muhammad bin Alawy Al-Maliky. “Ciri khas golongan Aswaja dalam berdakwah menggunakan cara merangkul bukan memukul, mencintai bukan membenci, mengobati bukan menyakiti dan tidak mudah mengkafirkan sesama muslim,” tegasnya.

Lanjutnya, Ciri khas lain Aswaja adalah tidak mudah membid’ahkan sesama muslim, cinta sahabat rasul dan ahlul bait rasulullah SAW. Jika hanya cinta ahlul bait tapi membenci sahabat itu adalah golongan Syiah dan jika hanya fanatik pada sahabat rasul namun membenci rasul, maka itu adalah ciri aliran Wahabi.

Paham islam Aswaja mulai dirongrong oleh berbagai golongan utamanya Yahudi, mereka berusaha keras untuk menghancurkan situs sejarah nabi dengan memerangi negara-negara islam baik infasi militer atau ekonomi seperti yang terjadi di timur tengah. “Yahudi terus mengintai Negara-negara islam, mereka menyebar virus untuk menghapus risalah nubuwah (kenabian, red),” jelas KH. Mahfud Syaubari.
Di Indonesia sendiri, setidaknya ada 3 ancaman yang akan menghancurkan manhaj Aswaja antara lain, faktor diniyah (Yahudi, Nasrani, Wahabi dan Syiah), faktor sekularisme dan faktor tradisional. “Indonesia adalah ibarat kaki dari agama islam, jika islam jatuh maka ‘kaki’ inilah yang pertama kali akan bangkit,” tegasnya.

Prof. Dr. Habib Abdullah Baharun, menuturkan bahwa ada beberapa potensi untuk memproteksi islam aswaja dari upaya pengkerdilan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang akan menghancurkan islam aswaja antara lain, quwatul hujjah (kekuatan argumentasi), suhulatul fahmi (mudahnya untuk memahami aswaja), al-ijabiyah (berfikir positif), at-tajdid (pembaharuan untuk mengcounter aliran sesat), istiqlali ‘anil istiqthayani as-siyasiyasiyah (independent dari partai politik).

Banyaknya kaum pelajar yang mendapat beasiswa ke negara-negara yang berbasis selain paham aswaja yang pada gilirannya meraka akan kembali ke negaranya dan menyebarkan paham yang di bawanya. “banyak mahasiswa yang mendapat beasiswa ke Saudi arabia dan Iran,mereka dijadikan alat untuk menyebarkan aliran wahabi dan syiah,” tegasnya.

Menurut Prof. Dr. KH. Imam Suprayogo untuk mempertahankan aswaja perlu adanya dakwah yang lemah lembut dan penuh pengorbanan pada semua lapisan masyarakat. “Berjuang itu membutuhkan pengorbanan, berdakwah tidak dengan menyakiti hati dan menjadi uswah, taqwa, tazkiyah, ta’lim, hikmah dan kebaikan,” pungkas rector yang sudah menjabat 4 periode ini. [] Mfd

5/5 - (1 vote)
Previous Article

Ribuan Jamaah Bersholawat Bersama

Next Article

Onthel Goes to Pesantren” part 4 (OGP4)

Artikel Lainnya

Tinggalkan Balasan