Enam Kecamatan Terdampak, Mahasiswa Inzah Bagi Masker

1 Komentar Share:

Dampak abu vulkanik Gunung Raung tak hanya dirasakan warga daerah terdekat, seperti Bondowoso, Situbondo, Jember, dan Banyuwangi. Warga di Kabupaten dan Kota Probolinggo juga merasakannya.

CEGAH ISPA: Dua mahasiswa Inzah Genggong, Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, membagikan masker kepada sejumlah pelajar  di Desa Satreyan, Maron, Rabu (29/7).
CEGAH ISPA: Dua mahasiswa Inzah Genggong, Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, membagikan masker kepada sejumlah pelajar
di Desa Satreyan, Maron, Rabu (29/7).

Seorang perempuan paruh baya menyapu teras masjid Babullah, Desa Satreyan, Kecamatan Maron, Kabupaten Probolinggo, Selasa siang (29/07). Meski sudah berumur, perempuan berperawakan tinggi itu masih cekatan memegang sapu.

Dengan telaten, Siti Hamidah, nama perempuan itu terus membersihkan teras masjid dari debu. Debu disapu pelan-pelan agar tak terbang dan mengotori bagian teras yang lain.

“Sudah beberapa hari ini teras ini selalu banyak debunya. Katanya, Gunung Raung meletus ya?” tanya Siti Hamidah kepada Jawa Pos Radar Bromo yang siang itu hendak salat Duhur di masjid tersebut.

Siti Hamidah sebenarnya bukan tukang sapu di masjid sederhana itu. Namun, karena rumahnya dekat dengan masjid, dia selalu tergerak membersihkan masjid saat kotor.

Saat itu misalnya, ketika melihat teras masjid kotor, tangannya langsung tergerak mengambil sapu dan membersihkan masjid. Menurutnya, abu Gunung Raung belakangan ini juga terasa di desanya.

Meski tak seberapa parah, kiriman abu itu cukup mengganggu. Terutama pada mata dan pernapasan. Termasuk, terhadap kebersihan pakaian yang dijemur, rumah, dan tempat ibadah seperti masjid, maupun musala.

“Masih bersyukur tidak parah. Kalau sampai parah, mungkin nasib tanaman di sawah juga tidak akan baik,” ujar perempuan yang tinggal di Dusun Satreyan Wetan, Desa Satreyan, Kecamatan Maron tersebut.

Munculnya abu vulkanik itu memantik perhatian sejumlah pihak. Salah satunya dari mahasiswa Institut Keislaman Zainul Hasan (Inzah) Genggong, Kraksaan. Sejak, melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Satreyan, Selasa (28/7), mereka juga merasakan dampak abu vulkanik tersebut.

Karena itu, kemarin (29/7) mereka membagikan masker kepada warga. Terutama pada pelajar yang beraktivitas di luar rumah.

Belasan mahasiswa ini membagikan masker di sejumlah titik di Desa Satreyan. Salah satunya di Dusun Satreyan Wetan yang banyak dilalui pelajar dengan berjalan kaki.

“Masker ini hanya untuk membantu mereka (pelajar dan warga) agar lebih nyaman beraktivitas di luar rumah, meski ada abu vulkanik,” ujar salah satu mahasiswi, Intan Megawati.

Para pelajar yang menerima masker itu juga merasa senang. Sebab, mereka memang membutuhkan masker tersebut. Namun, ada juga yang terlihat masih malu-malu mengenakan masker.

Sebab, tak jarang menggunakan masket menjadi bahan olokan teman-temannya. Terutama, bocah-bocah yang duduk di bangku sekolah dasar (SD).

“Ada yang bilang kalau pakai masker, din maradin (sok cantik). Tapi, banyak teman-teman yang senang karena bisa main dokter-dokteran,” ujar Sulastri, siswa kelas III SDN Satreyan Wetan III, yang kemarin juga kebagian masker.

Muhammad Hafidz, koordinator mahasiswa (kormas) KKN ini mengatakan, bagi-bagi masker bertujuan mengajak warga peduli kesehatan. Sebab, lokasi KKN itu juga kena abu vulkanik dari Gunung Raung.

Abu vulkanik sendiri, menurutnya, mengandung silika yang berbahaya bagi kesehatan. Bila mengenai mata bisa perih, sedangkan bila masuk pernapasan bisa menyebabkan infeksi saluran pernapasan (ISPA).

“Di sini kami lihat banyak adik-adik pelajar kurang peduli dengan kesehatannya. Padahal, abu Raung cukup mengganggu. Memang tidak begitu tebal, tapi cukup membuat mata kelilipan dan mengganggu pernapasan,” ujar mahasiswa asal Desa Selogudig Wetan, Kecamatan Pajarakan, tersebut.

Abu Gunung Raung yang sampai ke Probolinggo juga mendapat perhatian dari Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo. Meski tidak terdampak langsung, Kepala Pelaksana BPBD Dwijoko Nurjayadi meminta warga berhati-hati menghadapi abu vulkanik Gunung Raung. Tercatat 6 kecamatan di Kabupaten Probolinggo terdampak abu vulkanik Gunung Raung.

Yaitu, Kecamatan Paiton, Pajarakan, Banyuanyar, Kraksaan, Gading, dan Kecamatan Dringu. Paparan abu vulkanik ini akan terus berlangsung dalam waktu lama. “Terbangnya mengikuti arah angin,” ujarnya.

Paling parah terjadi pekan lalu saat angin mengarah ke barat daya. Sejumlah rumah lantainya tertutup abu warna hitam. “Ciri-cirinya begitu dan bedanya dengan abu biasa, abu vulkanik ini tajam,” ujarnya.

Yang bahaya, kata dia, abu vulkanik gunung berapi mengandung silika. Bila mengenai mata, maka akan merusak kornea. Karenanya, pihaknya menyarankan jika terkena mata untuk dibilas dengan air.

“Kami hanya mengimbau saja agar masyarakat berhati-hati. Terutama, yang sering berada di luar rumah. Sebab, abu vulkanik berbahaya, terlebih jika mengenai mata. Kalau kena mata, jangan dikucek, tapi bilas dengan air,” ujarnya.

Tak hanya bagi mata, abu vulkanik juga menganggu pernapasan. Bahkan, bisa menyebabkan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Karenanya, dia minta warga di dalam rumah, jika tidak ada keperluan penting. “Kalau keluar rumah, silakan pakai masker,” ujarnya. (radfan faisal/hn/*)

Sumber: Jawa Pos Radar Bromo 30 Juli 2015

5/5 - (1 vote)
Previous Article

Tekankan Akhlaq Santri pada Pembukaan OSBA MTs. Zainul Hasan Genggong

Next Article

Muktamar Nahdlatul Ulama, Momentum Indah Kembali ke Rumah

Artikel Lainnya

1 Komentar

Tinggalkan Balasan